aku tidak pernah menghitung sudah berapa ratus kali. tapi setiap usai
 ibadah, tidak pernah kulewatkan mengantri di depan termos kopi dan teh 
yg diletakkan di halaman sekolah (yg disulap jadi gereja) itu. dan tiap 
orang rupanya sadar untuk mengambilnya secukupnya, sehingga aku belum 
pernah melihat ada orang yang mengisikan gelasnya sampai penuh.
