31 August 2014

Tentang Katekisasi


Bersama katekisan GKISI 2014
Bahasa Yunani mengenal kata kerja Katekhein, yang merupakan asal dari kata Katekese atau yang kita kenal sebagai Katekisasi. Artinya ialah memberitakan, memberitahukan, mengajar dan memberi pengajaran.

Dalam Perjanjian Baru, antara lain pada Lukas 1:4; Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, 24; Roma 2:17-18,1; Korintus 14-19 ; dan Galatia 6:6, kita mendapati pengertian Katekhein sebagai suatu pengajaran yang tidak hanya menekankan pemahaman intelektualitas belaka, melainkan lebih dalam lagi kepada  pemahaman praktis. Lewat katekisasi peserta dibimbing supaya melakukan apa yang diajarkan kepadanya.

Ge Wei, Ni Hao!




Artinya kira-kira sama dengan "salam sejahtera bagi Anda!"
Salam itu menjadi kata pembuka dalam ibadah di gereja kami pagi tadi, minggu terakhir bulan budaya, yang kali ini bernuansa budaya Tionghoa.

26 August 2014

Inilah Aku Tuhan, Jimmy

Lama-lama pastor itu mencurigai seorang pria tua yang setiap pagi singgah ke kapel kecil yang dipimpinnya. Bukan hanya karena pakaiannya lusuh, tetapi kedatangannya selalu singkat, tak lebih dari beberapa menit dan lalu pergi dengan wajah gembira. Ia mengutus seorang jemaat untuk menanyai Opa, apa yang dikerjakan di kapel itu setiap pagi hanya satu menit.

24 August 2014

Sikap Gereja Lawan Korupsi

Bersama Pdt A.A. Yewangoe, Ketua Umum PGI 2004-2014
Dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) di Melanguane, Kepulauan Talaud (26-30  Juni 2012) gereja-gereja di Indonesia mendeklarasikan ‘Sikap Anti Korupsi.” Dalam deklarasi itu dikatakan korupsi merupakan kejahatan sosial yang tidak dapat diterima. Korupsi merusak akhlak manusia secara individu dan sosial. Korupsi merupakan perbudakan manusia kepada mammon yang merupakan penyangkalan terhadap Allah yang setia memelihara kehidupan manusia.

Mirip Pdt. Albertus Patty

Percakapan di konsistori dengan pendeta yang baru saja usai melayankan ibadah hampir selalu meninggalkan kesan yang menyegarkan bagiku. Yaitu kesan dan pengakuan bahwa betapa kebhinnekaan kita Bangsa Indonesia tercermin juga dalam gereja.

17 August 2014

Blusukan Seperti Yesus

Kehadiran pengerja gereja yang blusukan nampaknya sangat dirindukan. Anggota jemaat mendapat wadah dan kesempatan untuk menyampaikan semua pergumulan hidup yang dihadapi sekaligus mendapat ‘siraman rohani.’ Kehadiran secara ‘fisik’ tentu saja berbeda nilainya dengan sekadar ‘kehadiran suara’ melalui alat telekomunikasi.  Dengan blusukan, pengerja gereja memiliki wadah untuk melihat langsung dan terlibat dalam meneguhkan iman dan pengharapan umat yang dilayaninya.

Remaja Memaknai Merdeka

Tadi pagi merayakan 17 Agustus bersama remaja dalam ibadah yang diberi tema "Memaknai Kemerdekaan." Nats khotbah diambil dari Ulangan 5:12-15, dengan pesan utama, kemerdekaan merupakan bagian dari cara Tuhan memakai kita memerdekakan sesama. Dimerdekakan (saja) oleh Tuhan bukan tujuan, melainkan perjalanan untuk membangun hidup yang bermakna.

Khotbah pagi tadi sebagian besar kami isi dengan mendiskusikan sebuah bab yang mengharukan dari otobiografi Pdt Daniel Taruli Asi Harahap yang berjudul "Anak Penyu Menggapai Laut." Bab tersebut berjudul "Kosarek (Dua Tahun Lalu yang Terus Membekas)," yang berisi kenang-kenangan Pdt Daniel Taruli Asi Harahap ketika di tahun-tahun awal studinya di STT Jakarta, dikirim ke Kosarek, sebuah desa terpencil di pedalaman Papua, hampir berbatasan dengan Papua Nugini.

Melalui bab yang aku minta mereka baca bergantian secara berkelompok, anak-anak itu berkenalan dengan Luther, seorang anak remaja Kosarek yang galau karena babinya sakit dan minta didoakan (ajaibnya, sesudah didoakan oleh Daniel yang rikuh karena belum pernah mendoakan babi, babi itu justru sembuh).

Anak-anak remaja itu juga belajar menghayati pelayanan Pdt Kafiar di Kosarek, yang menyelenggarakan perjamuan kudus dengan ubi jalar dan air putih, di gereja tanah yang belum akrab dengan roti, anggur dan gelas. Di Kosarek, sebagaimana disaksikan oleh Daniel, tidak ada listrik, tidak ada gas bahkan tidak ada pemerintah. Yang ada hanya gereja, dan Pdt Kafiar yang melayani mereka di sana, kadang-kadang sudah seperti Yesus, sumber segala sumber kebijakan dan solusi.

Di akhir ibadah, sejumlah anak remaja itu berjanji akan bersekolah lebih sungguh-sungguh dan akan lebih menghayati lagi arti belajar sebagai bagian dari menempa diri untuk membangun masa depan. Sehingga kelak mereka turut ambil bagian dalam memerdekakan sesama, seperti kawan-kawan mereka di pedalaman Papua (dan tentu di berbagai pelosok Banten yang juga masih ada yang mengalami ketidak-merdekaan yang sama).

16 August 2014

Kopi dari Tuhan

Sudah sejak lama aku merupakan penggemar fanatik kopi yang dihidangkan di sekretariat gereja, baik ketika sehabis rapat, pun seusai PA atau doa subuh. Tidak dapat kujelaskan apa penyebabnya. Aku selalu merasakan kopi yang dihidangkan di sana agak berbeda dengan kopi instan yang acap kuteguk di rumah. Lebih tebal rasa kopinya, lebih kuat aromanya.

15 August 2014

Tangan Tuhan Bekerja

Kemarin malam membawakan PA Wilayah di kediaman salah seorang anggota jemaat. Besok subuh memimpin doa pagi di Sekretariat. Hari Minggu ini akan berkhotbah di kebaktian remaja.

Membawakan PA maupun berkhotbah tidak semendebarkan memimpin doa pagi. Untuk PA, sudah ada buku Lentara Umat sebagai panduan. Sedangkan untuk khotbah di kebaktian Remaja, tema dan kisi-kisi khotbah juga sudah tersedia di buku Derap Remaja.

12 August 2014

Salam Kolegialitas kepada Bapa

Setelah tiga hari di perjalanan akhirnya tiba juga beberapa helai kaus berlogo GKI Sarua Indah di kampung halaman, Sarimatondang. Kaus-kaus itu aku kirimkan via pos. Ketika melalui telepon bapa mengabarkan bahwa kiriman itu sudah sampai, aku minta kepadanya agar apabila mereka memakainya, tolong difoto. Dan bapa menyetujuinya. Itulah foto yang ada di sebelah kiri dibawah ini.

10 August 2014

Simbol Allah

Foto: gracedyer.com
Dengan simbol apakah orang Kristen menggambarkan Allah?

Untuk menggambarkan Yesus Kristus dan Roh Kudus, orang Kristen umumnya sudah akrab dengan simbol salib dan burung merpati. Tetapi bagaimana dengan Allah Bapa? Dengan lambang apakah orang Kristen menggambarkannya?

Memeluk Oma

Ini adalah foto kami beberapa anggota jemaat dan anggota majelis jemaat seusai ibadah Bulan Budaya dengan nuansa budaya Nusa Tenggara Timur di gereja kami, pagi tadi. Kami berfoto bersama Bill Mailoa S.Th dari GKI Kebayoran Baru (keempat dari kiri) yang membawa khotbah.

09 August 2014

Klappertaart Koki Parhuta-huta

Malam minggu malam yang panjang. Aku ikut berkutat di dapur mempersiapkan klappertaart yang akan dipasarkan pada bazaar makanan khas daerah di gereja besok pagi. Kalau soal gaya, tentu aku tak mau kalah dengan istriku yang kugelari sebagai Superchef dan putri semata wayangku yang jadi vice president urusan branding. Bahwa aku hanya mondar-mandir belaka memeriksa-meriksa sambil memaksa untuk dipinjamkan celemek dan topi koki untuk bergaya ketika difoto, mana berani mereka membantah, meskipun aku tahu di dalam hati mereka berkata, "hm, biarinlah. Biarpun parhuta-huta, apa boleh buat, dia tetap Papa kami."

*Parhuta-huta =plebeian, countrified, udik

03 August 2014

Roh Kudus dan Sop Kacang

Mewakili budaya Sumatera, ibadah tadi pagi memakai liturgi berbahasa Nias. Ini merupakan minggu pertama dari bulan budaya yang akan berlangsung sebulan penuh. Minggu depan, ibadah akan memakai liturgi bernuansa Nusa Tenggara Timur.

Bersalaman di Gereja

Kemungkinan besar Salaman atau Bersalaman berakar dari Bahasa Yunani yang artinya damai atau yang serupa dengan kata Shalom (Ibrani) yang berarti sejahtera. Orang Indonesia mungkin menyerap kata dasar Salam dari Bahasa Arab, dengan menambah akhiran an menjadi Salaman yaitu kegiatan saling salam.

02 August 2014

Bulan Budaya

Mulai besok gereja kami akan memasuki bulan budaya. Selama sebulan penuh, setiap hari Minggu ibadah akan diselenggarakan dengan mengadaptasi berbagai budaya di Tanah Air. Bersamaan dengan itu, digelar pula bazaar kuliner daerah yang hasil penjualannya dikontribusikan kepada kas jemaat.