21 June 2015

Pencipta NKB 204 dan KJ 29

Foto:musicallion.com

Menghayati lagu-lagu yang kita nyanyikan pada saat beribadah, selain dengan meresapkan dan merenungkan lirik dan melodinya, dapat juga ditambah dengan mengenali riwayat penciptanya maupun kisah penciptaan lagu itu. Sebagian besar lagu-lagu yang dipakai dalam ibadah, adalah juga merupakan hasil perenungan dan kesaksian para penciptanya.
PKJ No 39: Ku Diberi Belas Kasihan, salah satu lagu yang kita nyanyikan pada ibadah kali ini, aslinya ditulis dalam Bahasa Jerman dengan judul Mir ist Erbarmung widerfahren. Penciptanya bernama Phillip Friedrich Hiller (1699-1769), seorang pendeta yang semasa hidupnya melayani di berbagai desa di Jerman.

Seusai menamatkan studinya di sekolah pendeta di Denkendorf dan kemudian University of Tubingen, Hiller awalnya melayani sebagai asisten pendeta di beberapa tempat. Ia juga pernah menjadi guru privat di Nurnberg sebelum kemudian menjadi pendeta di Neckargroningern, Jerman, dan beberapa tempat lainnya.

Salah satu kisah hidupnya yang istimewa adalah ketika pada tahun ketiga menjadi pendeta di Steinheim, ia kehilangan suaranya. Ia sama sekali tidak bisa bicara. Karenanya dalam mengajar dan berkhotbah ia meminta bantuan orang lain sebagai asisten untuk menyampaikan khotbah-khotbahnya. Kendati demikian ia tidak berhenti mencipta lagu, termasuk lagu Ku Diberi Belas Kasihan.

Ada pun NKB 204 yang kita nyanyikan sebagai nyanyian pengutusan hari ini judul aslinya adalah Let Others See Jesus in You. Lagu ini diciptakan oleh Baylus Benjamin McKinney (1886-1952), pria kelahiran Heflin, Louisiana, Amerika Serikat. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga anggota jemaat gereja Baptis. Baylus Benjamin McKinney di kemudian hari dikenal sebagai  editor musik, guru dan penulis lagu-lagu rohani yang dihormati. Tidak kurang dari 149 lagu rohani telah ia ciptakan selain ratusan aransemen dan juga buku-buku teks.

Selain menempuh pendidikan teologi, McKinney juga menempuh pendidikan musik di sejumlah sekolah ternama. Ketika ia menamatkan studinya awalnya ia bekerja sebagai editor musik. Setelah sempat mengikuti wajib militer selama beberapa waktu, ia kemudian bergabung menjadi pengajar pada School of Sacred Music di almamaternya.

Namun kesulitan keuangan yang dialami oleh sekolah itu akibat depresi ekonomi AS, menyebabkannya meninggalkan pekerjaan itu. Ia kemudian dipanggil menjadi asisten pendeta di Travis Avenue Baptist Church di Forth Worth dan diberi tanggung jawab membidangi musik.

Tampaknya ia menyukai dan menghayati pekerjaan ini. Dalam perjalanan waktu, ia kemudian diangkat menjadi editor musik untuk Dewan Sekolah Minggu Baptis di Southern Baptist Convention, Nashville, Tenesse. Salah satu karyanya yang terkenal adalah  Broadman Hymnal sebuah kumpulan lagu-lagu himne.  Sejak 1941 ia menjadi Sekretaris Departemen Musik Gereja untuk Dewan Sekolah Minggu, posisi yang ia layani sampai ia meninggal pada tahun 1952.

Salah satu yang membuat dia dikenang selain lagu-lagu gubahannya, ialah julukan yang disematkan padanya, yaitu BB. Ini adalah singkatan dari Big Bro atau dalam bahasa Indonesia, Kak. Ia mendapat julukan BB atau Kak, dikarenakan kedekatannya kepada anak-anak. Banyak diantara lagu-lagu ciptaannya adalah lagu rohani untuk anak-anak.

(Disajikan sebagai Seri Pembinaan pada Warta Jemaat 21 Juni 2015, dihimpun dari berbagai sumber)
 

No comments:

Post a Comment