14 June 2015

Marah itu Berdosa


Tanya:
Pendeta yth, di dalam Efesus 4:26 dikatakan bahwa “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

Dalam firman tersebut dikatakan bila pun marah tapi jangan berbuat dosa, bagaimana orang bisa marah tetapi tidak berbuat dosa?



Terima kasih atas jawabannya.. Tuhan memberkati.

Indah-Jkt.
Jawaban:

Saudari Indah yang tidak senang marah, pertanyaan Anda mengandung dua arti:

Bagaimana mungkin marah tidak berdosa, padahal dalam Mat. 5:22 jelas dikatakan bahwa setiap orang yang marah sudah berbuat dosa dan harus dihukum. Berkaitan dengan hal ini, orang juga sering bertanya-tanya tentang Yesus yang marah. Apakah berarti Yesus berdosa?

Bagaimana caranya supaya kalau kita marah, tidak berdosa.

Nah, saya akan menjawab yang pertama dulu, apakah marah itu berdosa? Dalam bahasa Yunani ternyata ada dua jenis marah yaitu: Orgi (marah yang berkepanjangan) dan Thumos (marah yang sekilas saja). Kalau kita memperhatikan bahasa Yunani yang dipakai dalam Mat. 5:22 dan Ef. 4:26 ternyata sama, yaitu Orgi. Tetapi dalam Ef. 4:26 meskipun dipakai kata Orgi, tetapi justru ada nasihat yang berlawanan dengan pemahaman Orgi, yaitu agar marah kita tidak berkepanjangan (sampai matahari terbenam).

Dari sini menjadi jelas bagi kita, bahwa yang dianggap berdosa itu adalah ‘marah yang berkepanjangan’ apalagi sampai dendam. Sedangkan nasihat Paulus dalam Ef. 4:26 meskipun dipakai kata Orgi, tetapi tekanannya justru agar mengubah sifat Orgi itu menjadi marah yang singkat saja. Nah, marah yang singkat ini masih bisa ditoleransi sehingga dikategorikan oleh Paulus sebagai belum berdosa. Tetapi selalu ada bahaya bila kita marah, yaitu ketika marah kita menjadi berkepanjangan. Di sini kemarahan kita sudah dipakai oleh Iblis dan membuahkan dosa.

Lalu bagaimana dengan Yesus yang marah. Dalam Alkitab selalu disaksikan bahwa Yesus atau Allah yang marah itu tidak pernah berkepanjangan. Selain itu, dalam Injil, kata Yunani yang dipakai untuk menggambarkan kemarahan Yesus adalah Aganateo, yang lebih berarti ‘kurang senang’ (displeased). Karena itu, jelas Yesus tidak berdosa.

Nah, sekarang bagaimana caranya agar kemarahan kita tidak berkepanjangan (menjadi Orgi)? Saya kira nasihat Rasul Paulus cukup jelas. Cepat selesaikan ketika kita menjadi marah. Katakanlah apa alasannya bahwa kita marah. Jangan segan meminta maaf bila ternyata kemarahan kita bukan pada tempatnya (misunderstanding). Lalu kembalilah berdamai.

Bila ada disiplin yang harus diterapkan karena sebuah kesalahan, maka jelaskan bahwa penerapan disiplin adalah sesuatu yang sudah disepakati bersama bila terjadi sebuah kesalahan. Penerapan disiplin bukan berarti bahwa anda tetap marah. Berdamailah meskipun dengan berat hati anda harus memberlakukan disiplin.

(Disajikan sebagai Seri Pembinaan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 14 Juni 2015, dikutip dari Seri Pastoralia Pdt Rudianto Djajakartika, lebih lengkapnya, lihat di http://gkipi.org/marah-itu-berdosa/)

No comments:

Post a Comment