Membawakan PA maupun berkhotbah tidak semendebarkan memimpin doa pagi. Untuk PA, sudah ada buku Lentara Umat sebagai panduan. Sedangkan untuk khotbah di kebaktian Remaja, tema dan kisi-kisi khotbah juga sudah tersedia di buku Derap Remaja.
Tidak demikin halnya untuk doa pagi. Yang bertugas memimpin diberi kebebasan (atau lebih tepatnya tanggung-jawab) untuk memilih tema. Tetapi yang paling mendebarkan lagi, adalah keharusan untuk sudah bangun minimal pukul 4:55, agar punya waktu yang lapang untuk mempersiapkan diri (termasuk mandi dan bersalin pakaian). Sebab ibadah itu dimulai pukul 5:30. Apalagi aku telah bernazar, setiap Sabtu subuh, apabila tidak ada halangan yang benar-benar darurat, aku akan hadir rutin di acara doa pagi itu. Telah kunazarkan pula, apabila tidak hujan, aku akan datang dengan berjalan kaki, karena dari rumah sekretariat bisa kutempuh 15 menit (sekalian untuk mengempiskan perut).
Besok aku memutuskan untuk membagikan satu dari 33 refleksi Pdt Andar Ismail dalam bukunya yang berjudul "Selamat Berpulih" terbitan BPK Gunung Mulia tahun 2006. Dalam salah satu refleksi di buku yang keseluruhan temanya adalah perihal pentingnya kita dipulihkan dan memulihkan, Andar Ismail mengulas riwayat hidup Pdt Dr. Sutarno, lewat kacamata Mazmur 37:23-31. Bahwa ada belokan-belokan dalam hidup yang tidak kita pahami ketika itu terjadi, tetapi pada waktunya kita menyadari dan mengimaninya bahwa Tangan Tuhan lah yang bekerja.
No comments:
Post a Comment