Ini
adalah foto kami beberapa anggota jemaat dan anggota majelis jemaat
seusai ibadah Bulan Budaya dengan nuansa budaya Nusa Tenggara Timur di
gereja kami, pagi tadi. Kami berfoto bersama Bill Mailoa S.Th dari GKI
Kebayoran Baru (keempat dari kiri) yang membawa khotbah.
Aku duduk di barisan depan kedua dari kiri, memeluk Oma Wilma (ketiga dari kiri) yang menurutku senyumnya paling memikat di foto ini. Secara khusus aku menyinggung soal Oma Wilma di sini karena ada catatan kecil tentang beliau. I
Ia merupakan salah satu anggota jemaat yang paling rajin bukan hanya ke ibadah minggu, tetapi juga menghadiri berbagai PA. Mulai dari PA oleh Komisi Usia Lanjut, Komisi Dewasa hingga PA Wilayah.
Aku duduk di barisan depan kedua dari kiri, memeluk Oma Wilma (ketiga dari kiri) yang menurutku senyumnya paling memikat di foto ini. Secara khusus aku menyinggung soal Oma Wilma di sini karena ada catatan kecil tentang beliau. I
Ia merupakan salah satu anggota jemaat yang paling rajin bukan hanya ke ibadah minggu, tetapi juga menghadiri berbagai PA. Mulai dari PA oleh Komisi Usia Lanjut, Komisi Dewasa hingga PA Wilayah.
Kemarin pada acara doa subuh yang secara reguler dilangsungkan setiap
Sabtu dini hari di sekretariat gereja, aku duduk bersebelahan dengan
dia. Ketika kami membicarakan pokok-pokok doa syafaat, secara sepintas
seolah bergumam, ia berkata, "Tahun depan umur saya 80 tahun."
Aku tertegun. Aku teringat pada bapaku yang di Sarimatondang (bukan yang di Surga hehehe). Umurnya juga akan genap 80 tahun September ini. Mungkin badannya tak lagi segesit dan sebugar Oma Wilma (Bapaku sering bengkak kakinya apabila kambuh asam uratnya). Tetapi perkara kesetiaan dalam mengikuti ibadah dan partonggoan (persekutuan doa) mudah-mudahan ia masih setia menyediakan waktu.
Makanya ketika pagi tadi ada kesempatan bertemu lagi dengan Oma Wilma dan ketika berfoto bersama ia tepat duduk di sampingku, aku tak malu-malu menyelempangkan tangan di punggungnya. Semoga kesetiaan Oma Wilma dapat kami teladani. Semoga bapa dan omakku di Sarimatondang juga tetap setia dalam pelayanan mereka. Semoga Bapaku yang di Surga tersenyum mendengar doa-doa yang kami panjatkan.
Aku tertegun. Aku teringat pada bapaku yang di Sarimatondang (bukan yang di Surga hehehe). Umurnya juga akan genap 80 tahun September ini. Mungkin badannya tak lagi segesit dan sebugar Oma Wilma (Bapaku sering bengkak kakinya apabila kambuh asam uratnya). Tetapi perkara kesetiaan dalam mengikuti ibadah dan partonggoan (persekutuan doa) mudah-mudahan ia masih setia menyediakan waktu.
Makanya ketika pagi tadi ada kesempatan bertemu lagi dengan Oma Wilma dan ketika berfoto bersama ia tepat duduk di sampingku, aku tak malu-malu menyelempangkan tangan di punggungnya. Semoga kesetiaan Oma Wilma dapat kami teladani. Semoga bapa dan omakku di Sarimatondang juga tetap setia dalam pelayanan mereka. Semoga Bapaku yang di Surga tersenyum mendengar doa-doa yang kami panjatkan.
No comments:
Post a Comment