tidak
biasanya istriku yang superchef itu segera mengatakan ya apabila
kumintai tolong memotretku berfoto dengan seorang selebriti atau
seseorang yang dapat dianggap selebriti. biasanya ia menolak karena
menganggap hobi semacam itu kampungan bagi orang seumurku. dia akan
segera menjauh manakala dia mulai melihat aku mendekat-dekat kepada
seseorang yang akan kuajak berfoto bersama itu.
tetapi tadi
pagi lain. ia dengan segera mengiyakan ketika aku memintanya memotretku
dengan pendeta glorius bawengan, seperti di gambar ini. selama 45 menit
pak pendeta ini memotivasi anak-anak kelas sembilan sekolah ora et
labora bsd, dalam ibadah pembekalan menjelang ujian nasional senin ini.
aku dan superchef diundang hadir, bersama dengan para orang tua murid
lainnya.
kami merasa dikuatkan dan disemangati dengan gaya
energik, egaliter, kocak dan bersahabat teolog yang juga pekerja teater
ini. ia menekankan pentingnya sekolah dan orang tua membiarkan
anak-anak itu menjadi rajawali-rajawali yang sudah tahan banting sejak
dini. ia juga menggugah anak-anak itu untuk menghayati peristiwa
kebangkitan sebagai kebangkitan dari segala hal yang negatif: cemas,
takut, tak berdaya.
beberapa menit sebelum ibadah usai, ketika
aku menyampaikan gagasana kepada superchet akan berfoto dengan pdt
glorius, di luar dugaan justru superchef meresponnya dengan sigap,
mengeluarkan ponselnya dan memintaku bersiap-siap. ia bahkan
berkali-kali mengingatkanku agar awas, jangan sampai pak pendeta keluar
ruangan tanpa kami ketahui.
akhirnya, seusai pdt glorius
beres-beres, sempat juga kami mencegatnya, bertukar sapa satu dua patah
kata. keringat mengucur deras di dahi pak pendeta. tak heran. selama
ibadah itu, ia berlari, menari, melompat, berteriak, bernyanyi, sehingga
tak hanya para anak-anak yang akan mengikuti un itu yang disadarkan
betapa hebatnya iman percaya yang hidup. kami para orang tua juga.
pendeta glorius pertama kali kami tahu ketika beberapa bulan lalu ia
berkhotbah di gki sarua indah. ia orang sangir. dan ketika itu, gaya
khotbahnya yang tidak biasa itu sudah membuat banyak anggota jemaat
heboh. menurut amartya, pada retreat sekolah mereka dua bulan lalu,
pendeta ini juga salah satu pembimbing mereka.
dalam ibadah
tadi pagi, aku begitu terharu ketika pak pendeta meminta kami para orang
tua mendekati anak kami masing2 yang akan mengikuti un. ia memberi kami
kesempatan mengucapkan satu dua patah kata tentang harapan dan
keinginan di telinganya. di rumah, tentu perkataan-perkataan seperti itu
sering juga kami sampaikan. tetapi tetap saja terasa sangat menyentuh.
hari senin ini amartya akan mengikuti un. mohon doa restunya sahabat.
No comments:
Post a Comment