Keluarga pertama, yaitu keluarga Adam adalah keluarga yang penuh dengan konflik. Begitu juga kisah-kisah keluarga selanjutnya, juga merupakan kisah keluarga yang ternyata penuh dengan berbagai kelemahan.
Lalu bagaimana caranya kita membaca kisah-kisah keluarga yang disaksikan dalam Alkitab, agar kisah-kisah tersebut dapat menginspirasi kita untuk semakin mewujudkan hidup berkeluarga yang baik?
1. Jangan mengawali dengan pendekatan moralis, mencari hal-hal baik untuk kita teladani. Pendekatan semacam ini seringkali bermuara pada kekecewaan.
2. Mulailah dengan pendekatan teologis, carilah dan hayatilah Allah yang dengan kasih dan anugerah-Nya berkarya melalui dan di dalam keluarga-keluarga yang penuh dengan kelemahan itu. Allah yang selalu mau berkarya melalui keterbatasan manusiawi bahkan keberdosaan kita, untuk menyatakan kasih dan anugerah-Nya (Errore hominum providentia divina). Dengan melihat kepada Allah yang penuh kasih karunia, kita akan mendapat kekuatan baru untuk terus memperjuangkan kebaikan keluarga kita masing-masing.
Kisah-kisah keluarga yang disaksikan dalam Alkitab sesungguhnya adalah kisah keluarga kita masing-masing. Kisah keluarga yang kadang diwarnai dengan berbagai kelemahan, keterbatasan bahkan kegagalan. Namun kita tetap dapat bersyukur bukan karena kegagalan itu, tetapi karena kita melihat Allah yang hadir di tengah kegagalan kita dan senantiasa menyemangati kita untuk bangkit dan kembali mewujudkan sebuah keluarga yang baik.
***
Ini adalah secuplik dari tulisan Pdt Rudianto Djajakartika, yang tersaji pada Warta Jemaat gereja kami hari Minggu 12 Oktober lalu. Sengaja dipilihkan topik ini sebagai artikel pelengkap, karena Oktober adalah bulan keluarga. Tulisan Pdt Rudianto ini sendiri sudah pernah dilansir tahun 2009 di situs GKI Pondok Indah, tempat beliau melayani.
Aku pribadi merasa tercerahkan ketika membacanya terutama kala menyadari bahwa frasa "Orang yang Diberkati" atau "Keluarga yang Diberkati" itu bukan mengacu pada keluarga yang sepi masalah. Tetapi justru di tengah masalah, Dia berkarya.
Semoga aku tak keliru.
No comments:
Post a Comment