Prosedur perlawatan kepada yang berduka (kematian).
1. Segeralah lawat mereka berulang kali namun berupa kunjungan singkat saja. Agaknya keluarga lebih terhibur bila kita datang setiap hari sampai penguburannya daripada cuma datang berkunjung satu kali saja.
2. Anjurkan mereka untuk bercerita mengenai apa yang telah terjadi, misalnya pukul berapa kejadiannya, di mana mereka saat itu. Dengarkan dengan baik penjelasan mereka, biarkan mereka berbicara dan mengeluarkan isi hati mereka hingga hal sekecil-kecilnya berulang kali. Usahakanlah untuk menyelami kedukaan mereka. Anjurkanlah mereka untuk berbicara mengenai almahum/almarhumah untuk mengenang suka-duka semasa hidupnya. Sambil mendengarkan, sentuh dan peluklah orang yang sedang berduka. Sentuhan itu dapat menyejukkan hati mereka.
3. Ikut sertakan anak-anak dalam peristiwa ini. Sangat disayangkan kalau anak-anak diungsikan ke tempat lain sebab kedukaan merupakan pengalaman penting dalam kehidupan manusia. Maut adalah suatu kenyataan dalam hidup kita, tidak dapat disangkal lagi. Adalah baik bagi anak-anak untuk turut mengalami dan merasakan suasana yang terjadi.
4. JAngan mengizinkan mereka minum obat penenang yang berlebihan. Adalah baik bagi mereka untuk merasakan penderitaan dan kesedihan ini. Obat tidur/penenang akan membuat mereka mengalami kesukaran yang lebih besar di kemudian hari. Bialah mereka berduka dan merasakan sakitnya peristiwa itu.
5.Bersabarlah karena rasa duka memerlukan waktu yang lama. Anda akan menolong orang berduka itu jika Anda dekat dengannya dan berdiam diri, tanpa membujuk mereka agar jangan menangis lagi. Tidak ada alasan apa pun untuk tergesa-gesa menjadi pulih seperti semula. Lagi pula, cara orang menyatakan rasa dukanya itu bermacam-macam, ada yang meratap, berteriak, berdiam diri atau menarik diri.
(Dipetik dari Makalah Pelayanan Kedukaan yang disajikan Pdt. Yerusa Agustini Maria pada Pembinaan Kedukaan di GKI Sarua Indah, 30 Mei, 2015).
No comments:
Post a Comment