Alkitab tidak pernah mencatat hari dan tanggal kelahiran Yesus. Bahkan tidak ada sumber-sumber tulisan dalam sejarah gereja yang bisa memastikan tanggal kelahiran Yesus.Yang disaksikan oleh Alkitab kepada kita adalah berita kelahiran Yesus.
Lukas 28 mencatat bahwa pada malam kelahiran Yesus para gembala tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Hal ini memberikan petunjuk bahwa kelahiran Yesus bukan terjadi pada bulan Desember yang adalah musim dingin di Israel.
Seorang ahli yang bernama Klemens dari Alexandria membuat perhitungan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Pachon, yaitu tanggal 20 Mei. Benarkah perhitungan ini? Ini pun bukan kepastian.
Orang Kristen di Mesir mulai merayakan Natal sekitar abad ke-3. Mereka merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, bertepatan dengan suatu hari raya umum.
Gereja di Roma mulai merayakan Natal pada akhir abad keempat. Mereka memilih tanggal 25 Desember. Penetapan tanggal ini dilakukan oleh kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I. Tanggal 25 Desember dipilih sebagai Natal karena bertepatan dengan kelahiran Dewa Matahari (Natalis Solis Invicti atau Sol Invictus atau Saturnalia) yang disembah oleh bangsa Romawi. Tidak lama kemudian kebiasaan merayakan Natal pada tanggal 25 Desember diambil alih oleh gereja-gereja di berbagai tempat.
Ada versi lain tentang asal-usul penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari Natal. Pdt Joas Adiprasetya mencatat cukup banyak bapa gereja yang mengatakan bahwa tanggal wafat Yesus sama dengan tanggal mulai dikandungnya Yesus di rahim Maria, yaitu 25 Maret. Salah satunya yang paling eksplisit adalah Augustinus (De Trinitate, IV, 5), yang menulis, "For He is believed to have been conceived on the 25th of March, upon which day also He suffered; so the womb of the Virgin, in which He was conceived, where no one of mortals was begotten, corresponds to the new grave in which He was buried, wherein was never man laid, neither before nor since." Itulah awal dari penghitungan Natal pada tanggal 25 Desember, yaitu tepat 9 bulan setelah ia mulai dikandung oleh perawan Maria.
Penetapan seperti ini sudah lazim di kalangan Yahudi Kuno. Dalam dokumen Yahudi Rosh Hashana (abad II), kalangan Yahudi sudah biasa menyamakan hari kematian dan hari kelahiran bapak-bapak leluhur Israel. Ini lah yang diikuti oleh orang-orang Kristen perdana ketika mereka mau menetapkan kapan Yesus Kristus dilahirkan.
Lalu apa pentingnya merayakan Natal jikalau ternyata tidak ada catatan tanggal kelahiran Kristus?
Dalam Bahasa Inggris Natal disebut dengan Christmas berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Kadang-kadang kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Christos).
Natal sebaiknya tidak dipahami sebatas kelahiran bayi Kristus atau sebatas ulang tahun Yesus. Natal adalah perayaan dan peringatan solidaritas Allah pada penderitaan manusia. Perayaan ini penting agar iman kita akan kehadiran Tuhan yang menyelamatkan terus disegarkan. Dengan merayakan Natal kita terus diingatkan tentang kasih Allah yang telah dinyatakan melalui kehadiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat.
(Disajikan pada Seri Pembinaan Warta Jemaat 15 November 2015. Dipetik dari supelemengki.com dan berbagai sumber lain)
No comments:
Post a Comment