01 November 2015

Ukuran Sukses Gereja

Gereja adalah sebuah komunitas spiritual. Yaitu kumpulan orang-orang yang secara sukarela bergabung dengan komitmen yang mendalam untuk memelihara keintiman dengan Tuhan. Orang-orang yang menjadi anggota komunitas spiritual itu menjadikan Tuhan pusat pertimbangan dalam  menjalani kehidupan sehari-hari dan dalam mengambil keputusan. Bahkan  terus ingin berjumpa dengan Tuhan serta dengan penuh rasa takjub atas intervensi-Nya.

Ukuran keberhasilan gereja ditentukan oleh dampak spiritualitasnya. Gereja berhasil bila semakin banyak warganya merasakan keintiman hubungan dengan Allah yang mencipta, menebus dan menghiburnya.  Pada sisi lainnya gereja berhasil bila dampak dari hidup spiritual atau keintiman tadi terasa oleh orang-orang di luar lingkungannya.

Jadi ukuran sukses gereja bukan karena ukuran jumlah warganya, kemegahan gedungnya, atau besarnya dana yang dimiliki dalam tabungan mereka.


Sebagai komunitas spiritual, gereja tidak harus serapi organisasi bisnis, militer ataupun organisasi pencinta manusia atau filantropis. Gereja lebih mirip keluarga. Artinya dalam kehidupan gereja seperti dalam kehidupan suatu keluarga yang sehat, akan ada guyon, ada debat, ada perbedaan pendapat dan ada keramaian di dalamnya. Istilah lain adalah dinamis.

Namun keluarga selalu bersama,. Keluarga memberikan rasa hangat, dipahami, diterima, dijamin, kesetiaan, rasa terlindungi serta identitas. Keluarga juga memiliki cita-cita yang tidak selalu dirumuskan dengan rapi. Keluarga adalah sesuatu yang kita butuhkan walaupun segala hal tidak ada. Demikianlah sebuah gereja.

Sebagai komunitas, gereja hadir dengan alasan-alasan spiritual, bukan atas dasar kesamaan suku, kesamaan kelas sosial atau kesamaan profesi mereka.

Dengan demikian tugas gereja adalah menolong orang untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan spiritualnya.  Yaitu kebutuhan hubungan yang mendalam dan intim dengan Sang Pencipta, kebutuhan untuk memahami keberadaan kita dan kebutuhan untuk menyembah Allah.

Inilah tugas inti gereja. Yaitu agar manusia berjumpa dengan Allah, hidup akrab dan berjalan bersamNya dan diubahkan sesuai dengan keinginanNya. Inilah panggilan Tuhan bagi gereja.

(Disajikan dalam Seri Pembinaan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 7 November 2015. Dipetik dan diringkas dari buku karya Pdt Robby I. Chandra,  "Ketika Aku Dipanggil Melayani" halaman 7-22.)


No comments:

Post a Comment