10 April 2016

Mengenal Tokoh Musik Gerejawi Bonar Gultom


Bonar Gultom tutup usia di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, pada hari Senin (28/3) pukul 22:56 di usia 81 tahun. Beliau dikenal sebagai salah satu maestro musik gereja. Karya-karyanya banyak menghiasi Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) dan Nyanyian Mazmur.

Bonar Gultom lahir di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada tanggal 30 Juni 1934. Di kalangan aktivis paduan suara tanah air baik di gerejawi maupun sekular, nama Bonar Gultom atau Gorga sudah tak asing lagi.

Sebagai catatan, Gorga sebetulnya seorang sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia bukan dari fakultas seni. Namun, musik sudah menjadi bagian hidupnya sejak kecil. Ayah dari enam orang anak ini mengaku belajar musik secara otodidak. Selain itu, dia juga belajar dari buku-buku, mengikuti seminar, ikut kursus atau meminta masukan dari musikus senior.


Selain menciptakan dan menyusun partitur untuk lagu-lagu gerejawi, Gorga juga menerjemahkan lagu-lagu gerejawi asing ke bahasa Indonesia dan Batak sekaligus membuat aransemen paduan suaranya. Di antaranya adalah O Holy Night karya Adolphe Adams, You Raise Me up karya Rolf Lovland yang dipopulerkan oleh Josh Groban, Sejauh Timur dari Barat karya Jonathan Prawira dan The Prayer karya Carol Sager dan David Foster.

Di antara lagu-lagu gerejawi yang merupakan karya Gorga  adalah Pelengkap di Kidung Jemaat No 104, 110, 118, 155, 162, 179, 202 dan 285. Sedangkan karyanya di buku Nyanyian Kidung Mazmur I adalah no 10,28,40 dan 46.

Melalui karya musiknya, Gorga meraih banyak penghargaan. Diantaranya adalah pada tahun 1975 dia menerima penghargaandari Pangeran Bernard dalam undangan khusus ke Istana Kerajaan Belanda Soesdijk, menerima penghargaan dari KNPI Sumatera Utara atas perannya dalam pengembangan generasi muda Sumatera Utara pada tahun 1980.

Kemudian, pada 1982 menerima penghargaan dari Pangkowilhan Sumatera Utara sebagai putra teladan, tahun 1998 menerima penghargaan dari Gubernur Sumatera Utara atas lagu ciptaanya “Marsipature Hutanabe”.

Selain itu, pada tahun 2003 suami dari Leila Ester Sitompul ini juga menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasinya yang dicapainya saat menyutradarai pementasan Opera Arga Do Bona Ni Pinasa pada Pesta Rakyat Danau Toba di Kota Parapat. Opera ini melibatkan pemain terbanyak yaitu 232 orang yang merupakan warga setempat.

(Sumber: tokohbatak.wordpress.com, disajikan pada Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah 10 April 2016)

No comments:

Post a Comment