23 November 2014

Allah Plinplan?

Foto:dramascristianos.blogspot.com
Tanya: Apakah nasib manusia bisa berubah?
Jawab:
Ya nasib bisa berubah. Mungkin manusia sendiri tidak mempunyai kuasa atau kemampuan untuk mengubahnya, tapi kita tidak dikuasai oleh nasib. Orang Kristen tidak boleh menjadi orang fatalis, menyerah pada nasib, seolah-olah nasib itu tidak bisa berubah dan tidak bisa diubah oleh karena itu tidak berbuat apa-apa untuk mengubah nasib. Nasib bisa berubah. Orang yang percaya pada Tuhan adalah orang yang selalu berpengharapan. Artinya keadaan apa pun yang tampaknya sudah tidak bisa diubah sama sekali tetapi percaya bahwa Tuhan bisa mengubahnya.
Tanya: Tapi apabila yang dimaksud dengan nasib adalah apa yang sudah ditentukan oleh Tuhan, apa itu juga bisa berubah dan diubah?

Jawab:
Bisa. Sekali lagi bisa. Manusia dan kuasa apa pun di langit memang tidak bisa mengubah keputusan Tuhan. Dan oleh karena itu juga tidak ada satu kuasa pun yang dapat menggagalkan apa yang sudah menjadi rencana dan kehendak Tuhan. Akan tetapi berulang kali Alkitab menceritakan betapa Tuhan mengubah keputusanNya. Misalnya, dalam empat puluh hari Niniwe akan dibongkar balik, tetapi kemudian Tuhan meninjau keputusanNya. Hizkia sudah diputuskan mati, ternyata kemudian masih diberikan perpanjangan hidup limabelas tahun.

Tanya: Jika demikian apakah Allah itu plin-plan?

Jawab:
O, jangan begitu menyimpulkannya. Kita malah harus bersyukur memiliki Allah yang seperti itu. Mengapa? Karena dua sebab. Yang pertama, hal itu menunjukkan betapa Allah kita sungguh-sungguh adalah Allah yang Mahakuasa. Artinya, terhadap keputusanNya sendiripun Ia tidak terikat.
Dan kedua, kita bersyukur karena itu menunjukkan bahwa Allah kita itu bukan Allah yang tidak punya perasaan. Ternyata hati Allah bisa bergetar oleh pertobatan manusia, oleh tangisan manusia, oleh ratapan manusia. Doa-doa kita tidak bisa memaksa Allah untuk mengubah keputusanNya tetapi doa-doa kita bisa menggetarkan hatiNya. Dan bila Allah menghendaki, Ia bisa mengubah apa yang sebelumnya Ia putuskan. Artinya pertobatan kita mempunyai arti. Doa-doa kita mempunyai arti.

(Disajikan pada Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 23 November 2014. Tulisan ini merupakan petikan dari kumpulan khotbah alm Pdt Eka Darmaputera yang berujudul Spiritualitas Juang. Dikutip dari Suplemen GKI, www.suplemenGKI.com, yang merupakan pelengkap bahan pembinaan GKI)


No comments:

Post a Comment