30 November 2014

Tenggelam dalam Adven


Minggu-minggu Adven adalah empat hari Minggu sebelum 25 Desember Desember. Masa Adven dihayati sebagai masa penantian yang penuh pengharapan dan kerinduan akan kedatangan Yesus Kristus, Sang Penebus.
Masa Adven ditandai dengan lagu-lagu penantian kedatangan Kristus, penyalaan lilin besar warna ungu, satu lilin pada Minggu Adven I, dua lilin pada Minggu Adven II dst.

Kita memahami dan menghayati makna Adven dengan menyadari kepedihan hidup dalam kungkungan dosa, dan kesuraman masa depan orang-orang berdosa dalam murka Allah. Dalam kondisi itu yang ada bukan hanya teriak kepedihan dan kesakitan, tetapi juga ratap penyesalan.

Selain meratap, juga berharap kepada Allah, sungguh merasa bergantung kepada Allah. Jika merasa kurang berharap dan tidak merasa perlu menanti, Adven dengan demikian tidak ada maknanya.

Salah seorang Bapa Gereja, Agustinus, mempunyai resep menghayati Adven. Dia mengatakan kita harus menyadari bahwa kita seolah-olah seperti orang yang sedang tenggelam. Sebab itu kita meronta-ronta, tangan kita menggapai-gapai, kita berusaha mengangkat kepala dari dalam air. Untuk apa? Untuk mencari udara. Untuk bisa bernafas. Sebab kita tahu itulah satu-satunya cara untuk bisa bertahan hidup. Kata Agustinus, orang Kristen itu mencari Tuhan seperti orang tenggelam mencari udara. Hidup kita senantiasa merupakan Adven.

(Disajikan pada Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 30 November 2014, dikutip dari dari SuplemenGKI.com)


No comments:

Post a Comment