Tadi ketika aku bertugas mendampingi ibadah di kelas sekolah minggu batita, makin kusadari alasan kenapa ibu-ibu umumnya demikian ingin bermenantukan guru sekolah minggu. Melihat bagaimana mereka harus bersabar menghadapi anak-anak dengan berbagai tingkah polah mereka, melihat bagaimana mereka harus tersenyum, bergembira, membujuk, mengulang, menegur dengan lucu, justru ketika anak-anak batita itu mulai menunjukkan kekurang tertarikan, patutlah guru-guru sekolah minggu itu menjadi pujaan. Bukankah kita para suami --dan juga para mertua --acapkali juga ingin dimanja dan diperhatikan seperti para anak-anak batita itu?
Tadi pagi, Ibu Petra Hutagalung menjadi kakak pengajar di sekolah minggu kelas batita. Anak-anak itu ia larang memanggilku dengan Om Eben. "Kak Eben," katanya membenarkan. Ia pun melibatkanku memainkan boneka-boneka berbentuk kepala hewan yang diperagakan memakai jari.
Sementara itu, ibadah di kebaktian umum pagi tadi dipimpin oleh Pdt Stephen Suleeman, yang sehari-hari menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Kami menyempatkan berfoto bersama beliau, sebelum nasi tumpeng dipotong, karena sahabat kami, Pak Johannes Hutagalung/suami dari Ibu Petra, berulang tahun beberapa hari lalu dan dirayakan hari ini.
Pagi yang sibuk.
No comments:
Post a Comment