Kata Adven berarti “kedatangan”. Pusat perhatian dalam masa ini adalah perayaan akan kelahiran Kristus pada Kedatangan-Nya yang pertama dan penantian akan Kedatangan-Nya kembali sebagai Raja.
Simbol rajani tercermin dalam warna ungu pada lilin-lilin Adven, yang dinyalakan pada Minggu Adven I, II, dan IV. Sedangkan pada Minggu Adven III dinyalakan lilin berwarna pink yang menggambarkan sukacita karena penantian hampir selesai dan kedatangan-Nya semakin dekat.
Asal mula tradisi penyalaan Lilin Adven tidakdiketahui dengan jelas, namun ada beberapa bukti bahwa rakyat Jerman menggunakan daun-daunan dengan lilin yang dinyalakan selama bulan Desember yang dingin sebagai tanda harapan akan masa depan yang lebih hangat serta banyaknya sinar matahari pada musim semi.
Di Skandinavia, saat musim dingin mereka menyalakan lilin-lilin dan menaruhnya di sekitar roda, dan memanjatkan doa bagi ”dewa terang” supaya memutar ”roda dunia” kembali kepada matahari untuk mengembalikan kehangatan.
Sejak Abad Pertengahan, orang Kristen memiliki tradisi menggunakan ”Adven Wreath” (Lilin Adven), yaitu rangkaian lima lilin dan tumbuh-tumbuhan hijau yang membentuk sebuah lingkaran, sebagai bagian dari persiapan rohani menyambut Natal karena Kristus adalah ”Terang yang telah datang ke dalam dunia” (Yohanes 3:19-21). Dan sejak tahun 1600, gereja mulai memiliki tradisi formal tentang”Adven Wreath” (Lilin Adven).
Empat lilin di bagian luar menggambarkan masa empat abad penantian bangsa Israel akan seorang Juru Selamat, yaitu sejak jaman nabi Mikha hingga kelahiran Kristus. Ke empat lilin ini akan dinyalakan sesuai jumlah Minggu Adven, dan juga merupakan simbol akan datangnya Sang Terang yang membawa Harapan, Damai, Kasih dan Sukacita dalam dunia yang gelap.
Lilin yang berada di tengah menggambarkan Yesus, Sang Juru Selamat. Lilin ini akan dinyalakan pada Kebaktian Malam Natal sebagai lambang bahwa masa penantian telah berakhir karena Sang Juru selamat telah lahir. Sedangkan daun yang membentuk lingkaran menggambarkan Allah, kekekalan-Nya dan kasih anugerah-Nya yang tidak terputus.
Daun yang berwarna hijau menggambarkan harapan selama masa penantian tersebut. Bagi umat Kristen, masa ini memiliki dua arti, yaitu perayaan akan kelahiran Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama dan masa penantian akan kedatangan-Nya yang kedua sebagai Raja.
(Disajikan pada Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah 14 Desember 2014. Dikutip dari situs GKI Pregolan Bunder, Surabaya, www.gki-pregolan.com)
No comments:
Post a Comment