20 December 2014

Mengantar Opa Djaja

Salah seorang anggota jemaat kami, Bp Djajasumadi Tanuwibawa, berpulang hari Kamis (18/12) lalu di usia hampir delapan puluh tahun. Tadi pagi aku bertugas sebagai majelis pendamping pada ibadah pemberangkatan jenazah dan pemakaman.

Ibadah dimulai tepat waktu, pukul 10:00. Pada pukul 11:20, jenazah sudah siap diberangkatkan menuju pemakaman Kampung Kandang di Jagakarsa, Jaksel. Aku yang menumpang di mobil ibu pendeta bersama dengan beberapa anggota jemaat lainnya, sudah bergerak mengikuti mobil jenazah yang persis di depan kami.


Ternyata kemacetan sungguh luar biasa. Sejak keluar dari pintu kompleks perumahan, antrean mobil sudah merayap. Kemacetan parah terjadi kawasan Bintaro Exchange. Berjam-jam kami hanya bergerak dalam ukuran meter demi meter. Pukul 15:20 baru kami bisa mencapai pintu tol Bintaro dan disambut hujan deras. Tiba di pemakaman Kampung Kandang sudah pukul 16:03, hujan kecil masih mengiringi.

Dan ibadah pemakaman pun kami langsungkan.

Kami akan tetap mengenang Bapak Djaja sebagai seorang Opa yang baik. Menurut beberapa orang yang mengenalnya, beliau adalah tipe pria yang cool. Tidak banyak bicara, tetapi selalu menyimak. Ia hampir tidak pernah absen mengikuti ibadah minggu, termasuk ketika dokter melarangnya mengendari mobil sendiri, dan karena itu ia berjalan kaki ke gereja.

Dua bulan lalu, ketika aku membawakan PA Komisi Usia Lanjut, Pak Djaja turut hadir dalam percakapan kami dengan tema Menghadapi Masa Sulit. Ketika satu demi satu peserta PA memanfaatkan waktu untuk berbicara saat kupersilakan, Pak Djaja dengan kalemnya hanya menggunakan satu menit saja untuk menyampaikan pendapatnya. Kata dia, kalau ada masalah besar, usahakan jadi kecil.Kalau ada masalah kecil, buat jadi lebih kecil lagi. Itulah, menurut dia, resep panjang umur.

Pak Djaja adalah seorang akuntan. Dalam berkata-kata pun ia tetap setiap pada etika profesinya: cermat, efisien, efektif, bertanggung jawab dan siap diaudit.

Tadi kami menyanyikan Kidung Penghiburan 52, yang antara lain baitnya berkata:

 Di seb'rang sana kita berjumpa
dengan kekasih yang t'lah menang
Kita bersatu senantiasa;
di seb'rang sana, fajar cerlang.
  Selamat jalan Pak.

No comments:

Post a Comment