29 March 2015

Censura Morum, Perlukah?

Tanya: Tentang persiapan diri sebelum perjamuan kudus (Censura morum), pentingkah itu?
 

Jawab: Lihatlah I Kor 11:27,29. Rasul Paulus sangat menekankan pentingnya mempersiapkan diri sebelum mengikuti perjamuan kudus, agar kita dapat dengan penuh iman menghayati kembali makna perjamuan kudus dan tidak melakukan perjamuan dengan motivasi dan cara yang salah.


Tanya: Apa saja yang kita lakukan dalam persiapan perjanjian kudus?
 

* Merenunngkan dosa.
Artinya kita memeriksa diri, apakah ada dosa-dosa yang kita simpan di dalam diri? Jika kita masih menyimpan dosa maka kita tidak layak mengikuti perjamuan. Karena itu dosa perlu disadari dan diakui. Pemeriksaan diri harus bertolak dari rasa tidak layak. Setelah kita mengaku dosa, kita mohon pengampunan dari Tuhan dan percaya bahwa Tuhan mengampuni.

* Kesungguhan ingin hidup baru.
Untuk menunjukkan bahwa kita bertobat, maka harus benar-benar ada kesungguhan hati untuk memasuki hidup baru yang memuliakan Tuhan, membereskan hubungan dengan Tuhan dan dengan orang-orang di sekitar kita. Itulah yang kita lakukan dalam persiapan memasuki perjamuan kudus.

Tanya: Bolehkah melakukan perjamuan kudus setiap hari? Boleh saya melakukannya di rumah?

Dalam sejarahnya perjamuan kudus mula-mula dipimpin oleh mereka yang diakui sebagai pemimpin, yaitu rasul-rasul, bapa-bapa gereja/uskup-uskup dan selanjutnya diwariskan kepada pemimpin-pemimpin yang diurapi/ditahbiskan sampai sekarang. Jadi ketentuan yang berlaku sekarang adalah bahwa perjamuan kudus diselenggarakan di bawah tanggung jawab majelis jemaat.

Gerejalah yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan perjamuan kudus. Dengan demikian sekalipun anggota jemaat bisa membeli roti dan anggur sendiri namun tidak boleh mengadakan perjamuan kudus sendiri.

Pelayanan perjamuan kudus harus dilakukan di tengah dan di dalam kebaktian jemaat. Tidak ada alasan menyelenggarakannya di luar kebaktian jemaat kecuali bagi mereka yang tidak mungkin mengikutinya karena alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Sekalipun dalam kondisi khusus penyelenggaraan perjamuan kudus bisa dilakukan di tempat-tempat lain (misalnya di penjara, rumah sakit, persidangan gerejawi dlsb) penyelenggaranya tetap majelis jemaat yang ditunjuk untuk itu. Dengan demikian perjamuan kudus yang diselenggarakan bukan oleh majelis jemaat meskipun dilayani oleh seorang yang menamakan diri pendeta, tidak dibenarkan.

Tanya: Ngomong-ngomong, apa sih makna perjamuan kudus?
 

Perjamuan kudus adalah salah satu bentuk sakramen yang kita rayakan.

Perjamuan kudus berbicara tentang misteri keselamatan. Dengan kata lain perjamuan kudus adalah tanda dan meterai keselamatan yang mempersatukan orang percaya dengan tubuh dan darah Kristus. Ketika kita ambil bagian dalam perjamuan kudus, Roh Kudus menolong kita sehingga dipersatukan dalam Kristus menjadi satu tubuh dan satu roh dan menjadi persembahan yang hidup bagi Allah. Kita merayakan perjamuan kudus sebab Tuhan Yesus Kristus sendirilah yang menetapkannya dan mengundang kita untuk melakukannya.

(Disajikan pada Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 29 Maret 2015. Dikutip dari Ambil dan Bacalah, Edisi ke-4 Juli 2007, Departemen Pengajaran GKI)

No comments:

Post a Comment