Setiap kita mengikuti ibadah Minggu, dalam liturgi selalu ada Berita Anugerah dan Salam Damai. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kedua hal ini?
Ketika dinyatakan sebagai berita anugerah, maka ini merupakan pernyataan bahwa Allah yang Mahamurah itu mengampuni dosa-dosa umat-Nya. Dia tidak mengingat-ingat dosa umat-Nya dan membuka tangan-Nya untuk manusia, umat milik kepunyaan-Nya.
Anugerah Allah itu dinyatakan dengan membacakan bagian dari Firman Tuhan yang menyatakan bagaimana kasih-Nya kepada umat. Bagian yang bisa dipilih antara lain Yohanes 3:16; yang menyatakan bagaimana anugerah Allah itu benar-benar nyata Ia berikan kepada umat.
Dalam hal ini umat menanggapinya dengan menyatakan “Syukur kepada Allah”. Jadi anugerah itu berasal dari Allah, bukan oleh karena si pengkhotbah. Si pengkhotbah adalah saluran penyampaian anugerah Tuhan kepada umat-Nya, bukan pemberi anugerah. Bahkan pengkhotbah juga adalah merupakan umat yang berdosa dan menerima anugerah itu.
Allahlah yang memulai perdamaian! Hal yang sama juga dialami oleh Abram, ketika ia mengadakan perjanjian dengan Allah (atau tepatnya: Allah mengadakan perjanjian dengan Abram). Allah yang berinsiatif, Allah yang mengampuni dan Allah yang selalu menyertai. Pembakaran korban penghapus dosa dan korban-korban lain merupakan kelanjutan dari perjanjian antara Allah dengan umatNya.
Salam Damai
Apa yang dilakukan setelah diampuni dosanya? Allah sudah berdamai, bahkan mengambil inisiatif damai itu.
Perdamaian yang Allah berikan itu tidak akan menjadi sesuatu hal yang berguna ketika kita tidak berdamai dengan sesama. Memang dalam ibadah disimbolkan dengan orang/jemaat terdekat. Tetapi pada hakikatnya perdamaian itu adalah perdamaian yang dilakukan untuk semua orang (dan bukankah juga orang yang terdekat; suami, istri, anak, orang tua, mertua, menantu, dan lain-lain, yang justru seringkali kesalahannya atau kesalahan kita dipendam).
Jadi tindakan bersalaman bukan sekadar seremonial (ada dalam liturgi) tetapi tindakan untuk menyatakan perdamaian di antara umat yang sudah diampuni oleh Allah.
(Disajikan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah 26 April 2015. Dikutip dari:http://gkipi.org/berita-anugerah/)
No comments:
Post a Comment