Pertemuan itu seperti nostalgia saja. Jimmer masih ingat dengan persis semua hal yang menjadi kenangan bersama ketika di Sarimatondang. Bahwa ketika ia masih remaja, sering diminta Opungnya mengangkut beras ke pasar, bahwa nenas adalah buah yang sehari-hari menjadi makanan dan juga hiburan, bahwa ibu saya adalah gurunya yang sangat 'keras' ketika di Sekolah Rakyat (SR), bahwa opungnya adalah pengerja di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), bahwa sebagian besar kehidupan masa kecil kami berpusat pada rumah-sekolah-gereja-ladang-lapangan bola dll.
Istrinya berasal dari Solo dan dijadikan boru Purba. Ia kemudian
mencoba berbahasa Jawa kepada Superchef (orang Tulung Agung dan
dijadikan boru Damanik) yang langsung membalasnya dengan jawaban dalam
Bahasa Batak.
"Wes piro anake" tanya dia.
Istriku menjawab,"Sada dope."
Sungguh pertemuan yang mengesankan, sama seperti acara ini yang juga mencerahkan
"Wes piro anake" tanya dia.
Istriku menjawab,"Sada dope."
Sungguh pertemuan yang mengesankan, sama seperti acara ini yang juga mencerahkan
No comments:
Post a Comment