26 August 2015

Dihibur Opa Oma

Sampai sekarang aku tidak pernah lupa pada motto rumah sakit PGI Cikini yang berbunyi: sedare dolorem opus divinum est. Artinya, meringankan penderitaan adalah pekerjaan Ilahi.

Aku hafal motto itu bukan hanya karena dulu sering ke asrama rumah sakit itu untuk berburu teman hidup (yang kandas) tetapi makna motto itu menurutku sangat mendalam. Meringankan penderitaan orang lain, seperti pekerjaan para perawat itu, adalah pekerjaan Ilahi.


Kemarin untuk ke sekian kalinya, kami dari GKI Sarua Indah, bertugas membawakan ibadah ke Panti Kristen Werda (PWK) Hana, yang jauhnya sekitar 15 menit dari rumah. Dan aku teringat lagi dengan motto itu. Menurutku, ibadah di tempat itu selain sebuah persekutuan dan perjumpaan dengan Tuhan, adalah juga sebuah penghiburan.

Opa dan oma yang ada di tempat itu, pasti sudah makan asam garam kehidupan berlipat-lipat dari pengalaman kami yang datang. Sebagian besar mereka, menurutku, juga sudah membaca Alkitab berkali-kali lebih hafal daripada kami. Begitu juga soal pergumulan hidup maupun iman, adakah mungkin lagi bagi kami mengajarkan mereka sesuatu yang lebih?

Itu sebabnya aku teringat pada motto rumah sakit PGI Cikini itu. Bahwa meringankan penderitaan orang lain adalah tugas Ilahi. Dan ketika aku tiba di tempat itu, selalu kucamkan dalam hatiku bahwa yang terhibur dalam perjumpaan kami dengan para opa dan oma di panti itu bukan hanya mereka yang kami kunjungi, tetapi seharusnya kami juga terhibur.

Ketika mereka, di usia yang rata-rata di atas 70 dan bahkan ada yang di atas 90 tahun, dengan sigap masih ingin membaca alkitab, dan menanyakan ke tetangga duduknya untuk memastikan ayat yang dibacakan itu benar atau tidak, nyatalah bagiku bahwa Tuhan menghiburku, menghibur kami yang datang, lewat wajah-wajah cerah, lucu, bahkan lugu para opa dan oma itu. Mereka menurutku, ikut meringankan penderitaan kami yang datang. Dan karena itu, senyum dan jabat tangan mereka serta suara yang mereka kumandangkan ketika membaca Alkitab dan bernyanyi, pastilah karya Ilahi yang turut menghibur semua yang hadir.

Kemarin aku membawakan renungan dari Mazmur 27:1-14. Temanya adalah Diam di Rumah Tuhan. Kukira opa dan oma itu sudah hafal Mazmur itu dan mereka pasti sudah tahu inti pesan dari renungan yang kubawakan. Maka betapa sangat besar hatiku bila mereka masih mau mendengarkannya, masih mau menyimaknya. Dari wajah-wajah mereka yang mengingatkanku pada bapa dan mamak di kampung halaman, jelas sekali kulihat tatapan yang tulus dan dukungan, mereka tidak rela penatua yang di hadapan mereka itu gagal dalam tugas membawakan renungannya.

terimakasih ya opa dan oma.

No comments:

Post a Comment