Ternyata ulos bisa dibuat seperti kopiah. Dan itu tanpa perlu
menggunting atau memotong kain ulos. Hanya dengan melipat-lipatnya
sedemikian rupa, mengancingkannya dengan peniti untuk merekatkan
lipatan-lipatannya, jadilah kopiah dari ulos itu.
Tadi di gereja
yang mengenakan kopiah ulos ini adalah Pnt Johannes Hutagalung. Hampir
semua kami orang batak, yang umumnya orang batak toba,
tercengang-cengang melihatnya. Kami sampai-sampai menanyakan tradisi Batak mana yang menjadikan ulos berbentuk kopiah demikian. Dugaan kami
adalah tradisi dari Batak Tapanuli Selatan. Pnt Johannes Hutagalung
sendiri cengar-cengir saja ketika kami tanyakan demikian. Maklumlah,
beliau sudah kelahiran Jakarta, lama bermukim di Menteng pula. ia
mempersunting perempuan Tionghoa.
Itulah sekelumit catatan
pinggir dari rangkaian bulan budaya pada ibadah di gereja kami hari ini. Tadi juga ada perjamuan kasih, yaitu makan-makan ala kadarnya
'menyantap' buah tangan para anggota jemaat sendiri, Juga ada berbagai
lomba, masih dalam merayakan HUT ke-70 RI. Itu sebabnya, kelihatannya tidak bisa berangkat ke Arisan Siadari hari ini di Cawang.
No comments:
Post a Comment