Penulis Kristen asal AS, Philip Yancey, pernah mengamati bahwa kita orang-orang Kristen hebat dalam bekerja, ahli berdoa, namun ketinggalan dalam soal tawa-tertawa.
Ada yang mengatakan, itu mungkin karena dalam Perjanjian Baru Yesus digambarkan begitu serius. Tidak memuat suatu catatan apapun tentang Yesus yang tertawa atau tersenyum.
Namun, sebagian besar penafsir menganggap, Yesus, sebagaimana manusia lainnya, adalah orang yang ceria, suka tersenyum dan senang bercerita lucu. Ia selalu menggembirakan orang-orang di sekitarnya. Buktinya? Banyak anak yang suka datang kepadaNya (Mat. 19:14) dan sebagaimana kita tahu, anak-anak cenderung menyukai orang yang ceria.
Humor ia selipkan dalam khotbahnya, termasuk ketika mengeritik, seperti kritiknya terhadap orang-orang Farisi: "Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan?" Bagi banyak penafsir, ini merupakan gambaran betapa Yesus punya 'sense of humor' yang bagus. Coba kita bayangkan, bagaimana bentuk unta dalam gelas?
Pengamsal mengatakan hati yang gembira membuat muka berseri-seri (Amsal 15:13) Ayub tersenyum untuk membuat sekitarnya lebih bersemangat (Ayub 29:24). Dan Sara berkata, "Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku." (Kej 21:6)
Bruno Hagspiel, rohaniawan Katolik dan penulis yang buku-bukunya tentang kehidupan beriman banyak menjadi acuan, menggambarkan bahwa Tuhan sendiri yang membukakan pintu Surga bagi mereka yang suka tertawa, melucu, membuat sekitarnya ceria bersukacita. Ia menuliskannya pada sajak Doa Seorang Optimis berikut ini:.
Tuhan, semoga saya bisa melihat hal-hal yang lucu dalam berbagai hal,
Hal-hal kecil yang kadang mengganggu.
Tuhan, semoga rasa humor saya menguat
Sehingga bisa menangis sedikit dan tersenyum lagi.
Tuhan, semoga saya bisa menertawakan diri di saat menangis,
Dalam setiap pencobaan, Tuhan, semoga separuhnya bisa lucu.
Sehingga pada waktu Engkau menghakimi saya, Engkau bisa berkata:
"Kamukah jiwa yg slalu mencoba tertawa?"
Dan bila saya mengangguk dan menjawab, "Ya,
Saya mencoba membunuh kesusahan saya dengan senyuman,"
Mungkin Engkau akan tersenyum dan berkata,
"Hebat! Sekarang inilah Pintu Surga. Ayo masuk!"
(Disajikan dalam Seri Pembinaan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah 23 Agustus 2015)
No comments:
Post a Comment