16 August 2015

Peran Umat Kristen di Awal Kemerdekaan

Peranan gereja dan orang Kristen lndonesia di awal Kemerdekaan tidak dapat disangkal. Kebanyakan pemimpin gereja dan orang Kristen ketika itu menolak kembalinya Belanda sebagai penguasa di lndonesia. Penolakan pemimpin gereja dan orang Kristen  diwujudkan dalam bentuk mengungsinya banyak orang Kristen dari daerah yang diduduki Belanda ke dalam wilayah Republik.


Pemuda-pemuda Kristen pun ikut bertempur melawan Belanda.  Semangat nasionalisme orang Kristen Indonesia menjadi matang dalam periode ini. Pada permulaan zaman revolusi, para pemuda Kristen Indonesia membentuk kesatuan-kesatuan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan berbagai wilayah RI. Bisa disebut antara lain,  Angkatan Pemuda Indonesia Ambon (API-Ambon) di Ambon, Pemuda Rakyat lndonesia Maluku (PRI-Maluku) di Surabaya, Pemuda Indonesia Maluku (PIM) di Yogyakarta, Persatuan Pemuda lndonesia di Ambon, Kebaktian Rakyat lndonesia Sulawesi (KRIS) di pulau Jawa, Pemuda Kristen Protestan Indonesia (PPKR) di Yogyakarta, Lasykar Sunda Kecil di Jakarta, Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) di Jakarta, dan banyak lagi.


Dalam bidang pemerintahan orang Kristen juga telah mengambil peranan penting. Tokoh-tokoh nasionalis Kristen yang muncul menjadi tokoh dalam pemerintahan diantaranya, Mr. A.A. Maramis, Dr. G.S.S.J. Ratulangi, Mr. J. Latuharhary,  Mr. Amir Sjarifoeddin, Ir. F. Laoh, Ir. Putuhena, Dr. Mr. T.S.G. Mulia, Dr. J. Leimena, T.B. Simatupang,  A.E. Kawilarang, M. Simbolon, M. Panggabean, D.I. Pandjaitan, John Lie dan sebagainya.

Tentang peranan orang Kristen Indonesia dalam periode setelah merdeka, T.B. Simatupang menulis sebagai berikut:

“Sejak bangsa kita merundingkan dasar yang paling tepat bagi Negara merdeka yang akan didirikan, suara dan peranan orang Kristen Indonesia didengar dan diperhitungkan. sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik di bidang militer, di bidang diplomasi, politik membuktikan bahwa umat Kristen Indonesia tidak pernah berada pada garis kedua melainkan pada garis depan dalam tahun-tahun yang paling menentukan dalam Revolusi Fisik kita.

Dalam tahun-tahun itulah Parkindo lahir (1945) dan berkembang. Taman-taman Pahlawan merupakan saksi-saksi akan apa jang terjadi pada tahun-tahun itu melambangkan bahwa negara Pancasila kita adalah milik dari semua golongan, termasuk orang Kristen Indonesia, sebab semuanya telah turut memberikan korban yang setinggi-tingginya untuk negara Pancasila itu. Karena itu maka adalah suatu pendangkalan terhadap sejarah apabila masih ada yang berpikir dan berbicara tentang golongan mayoritas dan minoritas”.

Pada tanggal 8 November 2013, pemerintah RI memberi gelar pahlawan kepada dua tokoh Kristen, yaitu  Lambertus Nicodemus Palar dan TB Simatupang.Lambertus Nicodemus (LN) Palar adalah tokoh yang lahir di Rurukan Tomohon, Sulut, pada 5 Juni 1900. Ia menjabat sebagai wakil RI dalam beberapa posisi diplomatik di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara, TB Simatupang lahir di Sidikalang, Sumut, pada 28 Januari 1920. Dia adalah tokoh militer Indonesia, mantan Kepala Staf Angkatan Perang TNI.

(Disajikan sebagai Seri Pembinaan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 16 Agustus 2015. Dipetik dengan penyuntingan seperlunya dari fans page Komunitas Cinta Pejuang Indonesia.https://www.facebook.com/komunitas.cinta.pejuang.indonesia/posts/444830362309237?stream_ref=10)

No comments:

Post a Comment