Ada sebuah biara yang hampir bubar. Penghuninya hanya tinggal enam orang lansia. Untuk menyelamatkan keadaan, pergilah pemimpin biara itu kepada seorang rabi yang terkenal bijak.
“Rabi, tolonglah beri nasihat yang dapat menolong kami,” kata kepala biara sambil terisak.
21 December 2014
20 December 2014
Mengantar Opa Djaja
Salah seorang anggota jemaat kami, Bp Djajasumadi Tanuwibawa,
berpulang hari Kamis (18/12) lalu di usia hampir delapan puluh tahun. Tadi pagi
aku bertugas sebagai majelis pendamping pada ibadah pemberangkatan
jenazah dan pemakaman.
Ibadah dimulai tepat waktu, pukul 10:00. Pada pukul 11:20, jenazah sudah siap diberangkatkan menuju pemakaman Kampung Kandang di Jagakarsa, Jaksel. Aku yang menumpang di mobil ibu pendeta bersama dengan beberapa anggota jemaat lainnya, sudah bergerak mengikuti mobil jenazah yang persis di depan kami.
Ibadah dimulai tepat waktu, pukul 10:00. Pada pukul 11:20, jenazah sudah siap diberangkatkan menuju pemakaman Kampung Kandang di Jagakarsa, Jaksel. Aku yang menumpang di mobil ibu pendeta bersama dengan beberapa anggota jemaat lainnya, sudah bergerak mengikuti mobil jenazah yang persis di depan kami.
16 December 2014
Cawan dan Advent
"Ya
Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi
bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Tidak ada doa lain yang lebih sering terbersit dalam benakku selain doa yang tertulis pada Lukas 22:42 ini, manakala aku tiba pada bab-bab tersulit dalam pekerjaanku menulis. Dan dalam dua pekan terakhir, ia semakin sering seperti terngiang di telingaku.
Tidak ada doa lain yang lebih sering terbersit dalam benakku selain doa yang tertulis pada Lukas 22:42 ini, manakala aku tiba pada bab-bab tersulit dalam pekerjaanku menulis. Dan dalam dua pekan terakhir, ia semakin sering seperti terngiang di telingaku.
14 December 2014
Lilin Pink Minggu Adven
Kata Adven berarti “kedatangan”. Pusat perhatian dalam masa ini adalah perayaan akan kelahiran Kristus pada Kedatangan-Nya yang pertama dan penantian akan Kedatangan-Nya kembali sebagai Raja.
07 December 2014
Menikmati Liturgi GKI
Bagaimana menikmati liturgi GKI sehingga ibadah terasa menjadi berkat bukan hanya bagi setiap pribadi tetapi juga bagi jemaat sebagai komunitas?
30 November 2014
Tenggelam dalam Adven
Minggu-minggu Adven adalah empat hari Minggu sebelum 25 Desember Desember. Masa Adven dihayati sebagai masa penantian yang penuh pengharapan dan kerinduan akan kedatangan Yesus Kristus, Sang Penebus.
23 November 2014
Allah Plinplan?
Foto:dramascristianos.blogspot.com |
Jawab: Ya nasib bisa berubah. Mungkin manusia sendiri tidak mempunyai kuasa atau kemampuan untuk mengubahnya, tapi kita tidak dikuasai oleh nasib. Orang Kristen tidak boleh menjadi orang fatalis, menyerah pada nasib, seolah-olah nasib itu tidak bisa berubah dan tidak bisa diubah oleh karena itu tidak berbuat apa-apa untuk mengubah nasib. Nasib bisa berubah. Orang yang percaya pada Tuhan adalah orang yang selalu berpengharapan. Artinya keadaan apa pun yang tampaknya sudah tidak bisa diubah sama sekali tetapi percaya bahwa Tuhan bisa mengubahnya.
09 November 2014
GSM Impian
Banyak ibu-ibu yang kepincut dengan perempuan guru sekolah minggu.
Diucapkan terang-terangan atau hanya disimpan dalam hati, mereka
berharap agar anak lelaki mereka kelak mempersunting salah satu dari
guru sekolah minggu itu.
08 November 2014
Dalam Masa Sulit
Seorang
ibu Tionghoa kehilangan putra tunggalnya. Ia menghadap pemimpin agama
di desanya dan berkata, "Adakah sesuatu yang dapat Anda berikan untuk
mengurangi penderitaan yang saya rasakan?"
"Ya," katanya. "Ada sesuatu yang bagus sekali yang dapat Anda lakukan. Saya ingin agar engkau pergi dan menemukan biji sesawi dari sebuah rumah yang tidak mempunyai masalah. Biji sesawi dari rumah seperti itu dapat mencegah segala masalah. Bila engkau telah menemukannya, antarkanlah kepadaku dan saya akan menggunakannya untuk menyembuhkan penderitaanmu."
"Ya," katanya. "Ada sesuatu yang bagus sekali yang dapat Anda lakukan. Saya ingin agar engkau pergi dan menemukan biji sesawi dari sebuah rumah yang tidak mempunyai masalah. Biji sesawi dari rumah seperti itu dapat mencegah segala masalah. Bila engkau telah menemukannya, antarkanlah kepadaku dan saya akan menggunakannya untuk menyembuhkan penderitaanmu."
02 November 2014
Percakapan tentang Sejarah GKI
Kemarin kami merasa beruntung sekali mendapat kesempatan mendapatkan
narasumber Pdt Dr. Lazarus Purwanto, mantan Sekjen Gereja Kristen
Indonesia (GKI), dalam program pembinaan penatua/calon penatua di
sekretariat gereja kami, di Sarua, Ciputat. Kami antara lain mendapat
pengajaran dan pencerahan tentang sejarah GKI yang sangat berliku dan
unik karena dijelaskan dalam konteks sejarah gereja di muka bumi ini.
Pengakuan Iman Rasuli?
Mengapa Kita Mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli?
Pengakuan Iman merupakan ikrar atau tekad iman kepada Tuhan. Ia adalah ungkapan pribadi dan perwujudan tanggung jawab iman di hadapan Allah. Pengakuan Iman dilakukan dalam rangka mewujudkan penghormatan dan ibadah kepada Tuhan. Melalui Pengakuan Iman kita juga bersaksi memperdengarkan kebenaran dan kehendak Allah.
Pengakuan Iman merupakan ikrar atau tekad iman kepada Tuhan. Ia adalah ungkapan pribadi dan perwujudan tanggung jawab iman di hadapan Allah. Pengakuan Iman dilakukan dalam rangka mewujudkan penghormatan dan ibadah kepada Tuhan. Melalui Pengakuan Iman kita juga bersaksi memperdengarkan kebenaran dan kehendak Allah.
Anak Gadis yang Kukenal
seusai masa hening setelah khotbah selesai, aku tengah memelototi
warta jemaat di depanku, ketika pak hutagalung yang duduk disampingku
berbisik, "ssssst....lihat dulu itu siapa yang mau nyanyi, kelihatannya
ada anak gadis yang kau kenal," kata dia, sambil menyuruhku mengarahkan
mata kepada rombongan paduan suara yang sudah siap-siap bernyanyi.
25 October 2014
Pendeta dan Tetangga
Tadi bertemu dengan tetangga persis sebelah rumah dan teman bermain
semasa kecil di Sarimatondang, yaitu Pdt Jimmer Lopez Gabriel Saragih
(berbaju biru dalam foto-foto ini). Sehari-hari dia melayani di GKI
Sutopo Tangerang. Kali ini ia melayani kami pada acara Kebaktian Padang
dalam rangkaian Bulan Keluarga GKI Sarua Indah, yang diadakan di rumah
Pak Rombe di kawasan Kampung Sawah, Ciputat.
19 October 2014
Adakah Keluarga di Rumah Ini?
Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal dimana di dalamnya terdapat anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh. Oleh karena itu keluarga adalah lembaga masyarakat paling kecil tetapi paling penting. Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya berjudul “Is There A Family In The House?”memberi gambaran tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi, yaitu:
15 October 2014
Dua Sisir Pisang Bernama
dua tandan pisang kepok kami panen dua hari lalu. setelah dibagi-bagi
kepada beberapa tetangga, kini giliran kolega majelis di gereja yang
akan memperolehnya. tidak semuanya tentu karena baru ada dua sisir yang
matang dan siap dibagikan. jadi yang beruntung kali ini ialah dua
penatua yang oleh superchef sudah ditandai namanya di masing-masing
kantong plastik pembungkus pisang. aku siap-siap berangkat ke rapat
persiapan malam ini. semoga penatua yang akan kebagian itu hadir di
rapat malam ini.
13 October 2014
Sulit Cari Keluarga Ideal di Alkitab
Sulit Mencari Keluarga Ideal di Alkitab. Tentu kita berharap akan
menjumpai kisah-kisah keluarga yang baik dan dapat menjadi teladan di
Alkitab. Tetapi sayangnya, sejak awal, dalam kisah penciptaan, Alkitab
justru menyaksikan sebuah kisah keluarga yang jauh dari harapan kita.
29 September 2014
Berkat dari Mushola
Kamis
malam kemarin aku dan istri menjemput pendeta yang akan melayani PA di
sekretariat gereja. Dari sana kami berangkat menuju rumah anggota jemaat
yang jadi tuan rumah PA. Sebetulnya tidak jauh, tapi karena aku belum
pernah ke rumah itu, sementara kompleks perumahan yang kami tuju banyak
persimpangannya, kami terpaksa harus menduga-duga mencari alamat yang
dimaksud.
28 September 2014
Seni dan Tuhan
Adakah Seni Mendekatkanmu kepada Tuhan?
Ketika berhadapan dengan penggunaan seni dalam pelayanan kaum muda, ada dua sikap yang sangat mungkin diambil gereja. Pertama, mengakomodasi budaya tersebut. Kedua, menciptakan ‘bunker,’ untuk melindungi jemaat dari apa yang mereka percaya sebagai pengaruh buruk.
Ketika berhadapan dengan penggunaan seni dalam pelayanan kaum muda, ada dua sikap yang sangat mungkin diambil gereja. Pertama, mengakomodasi budaya tersebut. Kedua, menciptakan ‘bunker,’ untuk melindungi jemaat dari apa yang mereka percaya sebagai pengaruh buruk.
27 September 2014
Kisah Rasul yang Mengejutkan
Malam
ini aku diminta membawakan renungan di arisan perkumpulan orang-orang
Batak di kompleks perumahan kami. Nanti aku akan mengajak umat
merenungkan sebuah nats yang 'unik,' Kisah Para Rasul 20:1-12. Kusebut
unik karena mengandung adegan yang mengejutkan sekaligus menggelikan.
Mirip-mirip kecelakaan-kecelakaan yang bisa kita jumpai pada
adegan-adegan ketoprak Srimulat maupun Opera van Java.
Pertama kali aku mendengar nats ini kira-kira empat bulan lalu, lewat khotbah yang dibawakan oleh Pdt Yerusa A. Maria. Aku merasa tercerahkan. Dan malam ini, semoga pencerahan itu sekali lagi dapat mencerahkan kawan-kawan.
Pertama kali aku mendengar nats ini kira-kira empat bulan lalu, lewat khotbah yang dibawakan oleh Pdt Yerusa A. Maria. Aku merasa tercerahkan. Dan malam ini, semoga pencerahan itu sekali lagi dapat mencerahkan kawan-kawan.
26 September 2014
Ampuni Saya Tuhan
Tadi malam aku menjadi petugas penatua pendamping dalam acara PA
Wilayah di rumah salah seorang anggota gereja kami. PA tersebut
dibawakan oleh Pdt Em. Totok Subiyanto dari GKI Bintaro Utama. Temanya
berbunyi, "Ampunilah Kami ya Tuhan," yang mengacu pada Mazmur 51.
Percakapan hampir satu jam dalam PA itu banyak sekali mendiskusikan
perihal 'mudahnya' mendapat pengampunan dari Tuhan tetapi sulitnya
mendapat pengampunan dari sesama.
24 September 2014
Tenang Teduh di Rumah
Sebuah kisah pendek diceritakan oleh John E. Price:
Beberapa saat yang lalu seorang pemuda di perguruan tinggi pulang ke rumah untuk berlibur akhir pekan. Hal itu di luar dugaan dan agak membingungkan orang tuanya, tapi mereka tetap tenang dalam menyambutnya dan menikmati kunjungannya.
Beberapa saat yang lalu seorang pemuda di perguruan tinggi pulang ke rumah untuk berlibur akhir pekan. Hal itu di luar dugaan dan agak membingungkan orang tuanya, tapi mereka tetap tenang dalam menyambutnya dan menikmati kunjungannya.
22 September 2014
Ayat Terpendek
Ayat Alkitab terpendek terdapat pada Yohanes 11:35. Hanya tiga kata: “Maka menangislah Yesus.” Dalam Alkitab Bahasa Inggris RSV bahkan hanya dua kata: Jesus wept. Alkitab bahasa asli menulis: edakusen ho Iesous. Artinya: Yesus meneteskan air mata.
12 September 2014
09 September 2014
Alasan Memilih GKI
Ini adalah official picture dari Persidangan XIII Majelis Klasis GKI Klasis
Jakarta II di Hotel Santika Premiere Bintaro, 11-12 Juli lalu. Baru tadi
saya dapat setelah browsing dan akhirnya berlabuh di web GKI Jateng. Bila banyak sekali diantara kami yang mengacungkan dua jari, itu bukan
karena sebagian besar kami memang pendukung Jokowi (itu tidak mungkin
ditutup-tutupi. Bahkan Pdt Rudianto Djajakartika dalam khotbah pembuka,
menyebut Jokowi sebagai contoh orang yang menjadikan kesederhanaan
bukan sekadar pengajaran tetapi perilaku dan gaya hidup). Simbol dua
jari pada foto ini lebih sebagai simbol Klasis Jakarta 2.
07 September 2014
Tebarkan Jala di Kanan
“Tebarkan Jalamu di Sebelah Kanan Perahumu……!”
Di tengah struktur sosial dan kondisi masyarakat Indonesia, hidup juga warga masyarakat yang sekaligus anggota GKI, khususnya dalam lingkup Sinode Wilayah GKI SW Jateng. Masih terdapat anggota jemaat yang punya pergumulan berat dalam aspek sosial-ekonomi.
Di tengah struktur sosial dan kondisi masyarakat Indonesia, hidup juga warga masyarakat yang sekaligus anggota GKI, khususnya dalam lingkup Sinode Wilayah GKI SW Jateng. Masih terdapat anggota jemaat yang punya pergumulan berat dalam aspek sosial-ekonomi.
31 August 2014
Tentang Katekisasi
Bersama katekisan GKISI 2014 |
Dalam Perjanjian Baru, antara lain pada Lukas 1:4; Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, 24; Roma 2:17-18,1; Korintus 14-19 ; dan Galatia 6:6, kita mendapati pengertian Katekhein sebagai suatu pengajaran yang tidak hanya menekankan pemahaman intelektualitas belaka, melainkan lebih dalam lagi kepada pemahaman praktis. Lewat katekisasi peserta dibimbing supaya melakukan apa yang diajarkan kepadanya.
Ge Wei, Ni Hao!
Artinya kira-kira sama dengan "salam sejahtera bagi Anda!"
Salam itu menjadi kata pembuka dalam ibadah di gereja kami pagi tadi, minggu terakhir bulan budaya, yang kali ini bernuansa budaya Tionghoa.
26 August 2014
Inilah Aku Tuhan, Jimmy
Lama-lama pastor itu mencurigai seorang pria tua yang setiap pagi
singgah ke kapel kecil yang dipimpinnya. Bukan hanya karena pakaiannya
lusuh, tetapi kedatangannya selalu singkat, tak lebih dari beberapa
menit dan lalu pergi dengan wajah gembira. Ia mengutus seorang jemaat
untuk menanyai Opa, apa yang dikerjakan di kapel itu setiap pagi hanya
satu menit.
24 August 2014
Sikap Gereja Lawan Korupsi
Bersama Pdt A.A. Yewangoe, Ketua Umum PGI 2004-2014 |
17 August 2014
Blusukan Seperti Yesus
Kehadiran pengerja gereja yang blusukan nampaknya sangat dirindukan. Anggota jemaat mendapat wadah dan kesempatan untuk menyampaikan semua pergumulan hidup yang dihadapi sekaligus mendapat ‘siraman rohani.’ Kehadiran secara ‘fisik’ tentu saja berbeda nilainya dengan sekadar ‘kehadiran suara’ melalui alat telekomunikasi. Dengan blusukan, pengerja gereja memiliki wadah untuk melihat langsung dan terlibat dalam meneguhkan iman dan pengharapan umat yang dilayaninya.
Remaja Memaknai Merdeka
Tadi pagi merayakan 17 Agustus bersama remaja dalam ibadah yang
diberi tema "Memaknai Kemerdekaan." Nats khotbah diambil dari Ulangan
5:12-15, dengan pesan utama, kemerdekaan merupakan bagian dari cara
Tuhan memakai kita memerdekakan sesama. Dimerdekakan (saja) oleh Tuhan
bukan tujuan, melainkan perjalanan untuk membangun hidup yang bermakna.
Khotbah pagi tadi sebagian besar kami isi dengan mendiskusikan sebuah bab yang mengharukan dari otobiografi Pdt Daniel Taruli Asi Harahap yang berjudul "Anak Penyu Menggapai Laut." Bab tersebut berjudul "Kosarek (Dua Tahun Lalu yang Terus Membekas)," yang berisi kenang-kenangan Pdt Daniel Taruli Asi Harahap ketika di tahun-tahun awal studinya di STT Jakarta, dikirim ke Kosarek, sebuah desa terpencil di pedalaman Papua, hampir berbatasan dengan Papua Nugini.
Melalui bab yang aku minta mereka baca bergantian secara berkelompok, anak-anak itu berkenalan dengan Luther, seorang anak remaja Kosarek yang galau karena babinya sakit dan minta didoakan (ajaibnya, sesudah didoakan oleh Daniel yang rikuh karena belum pernah mendoakan babi, babi itu justru sembuh).
Anak-anak remaja itu juga belajar menghayati pelayanan Pdt Kafiar di Kosarek, yang menyelenggarakan perjamuan kudus dengan ubi jalar dan air putih, di gereja tanah yang belum akrab dengan roti, anggur dan gelas. Di Kosarek, sebagaimana disaksikan oleh Daniel, tidak ada listrik, tidak ada gas bahkan tidak ada pemerintah. Yang ada hanya gereja, dan Pdt Kafiar yang melayani mereka di sana, kadang-kadang sudah seperti Yesus, sumber segala sumber kebijakan dan solusi.
Di akhir ibadah, sejumlah anak remaja itu berjanji akan bersekolah lebih sungguh-sungguh dan akan lebih menghayati lagi arti belajar sebagai bagian dari menempa diri untuk membangun masa depan. Sehingga kelak mereka turut ambil bagian dalam memerdekakan sesama, seperti kawan-kawan mereka di pedalaman Papua (dan tentu di berbagai pelosok Banten yang juga masih ada yang mengalami ketidak-merdekaan yang sama).
Khotbah pagi tadi sebagian besar kami isi dengan mendiskusikan sebuah bab yang mengharukan dari otobiografi Pdt Daniel Taruli Asi Harahap yang berjudul "Anak Penyu Menggapai Laut." Bab tersebut berjudul "Kosarek (Dua Tahun Lalu yang Terus Membekas)," yang berisi kenang-kenangan Pdt Daniel Taruli Asi Harahap ketika di tahun-tahun awal studinya di STT Jakarta, dikirim ke Kosarek, sebuah desa terpencil di pedalaman Papua, hampir berbatasan dengan Papua Nugini.
Melalui bab yang aku minta mereka baca bergantian secara berkelompok, anak-anak itu berkenalan dengan Luther, seorang anak remaja Kosarek yang galau karena babinya sakit dan minta didoakan (ajaibnya, sesudah didoakan oleh Daniel yang rikuh karena belum pernah mendoakan babi, babi itu justru sembuh).
Anak-anak remaja itu juga belajar menghayati pelayanan Pdt Kafiar di Kosarek, yang menyelenggarakan perjamuan kudus dengan ubi jalar dan air putih, di gereja tanah yang belum akrab dengan roti, anggur dan gelas. Di Kosarek, sebagaimana disaksikan oleh Daniel, tidak ada listrik, tidak ada gas bahkan tidak ada pemerintah. Yang ada hanya gereja, dan Pdt Kafiar yang melayani mereka di sana, kadang-kadang sudah seperti Yesus, sumber segala sumber kebijakan dan solusi.
Di akhir ibadah, sejumlah anak remaja itu berjanji akan bersekolah lebih sungguh-sungguh dan akan lebih menghayati lagi arti belajar sebagai bagian dari menempa diri untuk membangun masa depan. Sehingga kelak mereka turut ambil bagian dalam memerdekakan sesama, seperti kawan-kawan mereka di pedalaman Papua (dan tentu di berbagai pelosok Banten yang juga masih ada yang mengalami ketidak-merdekaan yang sama).
16 August 2014
Kopi dari Tuhan
Sudah sejak lama aku merupakan penggemar fanatik kopi yang
dihidangkan di sekretariat gereja, baik ketika sehabis rapat, pun seusai
PA atau doa subuh. Tidak dapat kujelaskan apa penyebabnya. Aku selalu
merasakan kopi yang dihidangkan di sana agak berbeda dengan kopi instan
yang acap kuteguk di rumah. Lebih tebal rasa kopinya, lebih kuat
aromanya.
15 August 2014
Tangan Tuhan Bekerja
Kemarin malam membawakan PA Wilayah di kediaman salah seorang anggota
jemaat. Besok subuh memimpin doa pagi di Sekretariat. Hari Minggu ini
akan berkhotbah di kebaktian remaja.
Membawakan PA maupun berkhotbah tidak semendebarkan memimpin doa pagi. Untuk PA, sudah ada buku Lentara Umat sebagai panduan. Sedangkan untuk khotbah di kebaktian Remaja, tema dan kisi-kisi khotbah juga sudah tersedia di buku Derap Remaja.
Membawakan PA maupun berkhotbah tidak semendebarkan memimpin doa pagi. Untuk PA, sudah ada buku Lentara Umat sebagai panduan. Sedangkan untuk khotbah di kebaktian Remaja, tema dan kisi-kisi khotbah juga sudah tersedia di buku Derap Remaja.
12 August 2014
Salam Kolegialitas kepada Bapa
Setelah tiga hari di perjalanan akhirnya tiba juga beberapa helai
kaus berlogo GKI Sarua Indah di kampung halaman, Sarimatondang.
Kaus-kaus itu aku kirimkan via pos. Ketika melalui telepon bapa
mengabarkan bahwa kiriman itu sudah sampai, aku minta kepadanya agar
apabila mereka memakainya, tolong difoto. Dan bapa menyetujuinya. Itulah
foto yang ada di sebelah kiri dibawah ini.
10 August 2014
Simbol Allah
09 August 2014
Klappertaart Koki Parhuta-huta
Malam
minggu malam yang panjang. Aku ikut berkutat di dapur mempersiapkan
klappertaart yang akan dipasarkan pada bazaar makanan khas daerah di
gereja besok pagi. Kalau soal gaya, tentu aku tak mau kalah dengan
istriku yang kugelari sebagai Superchef dan putri semata wayangku yang
jadi vice president urusan branding. Bahwa aku hanya mondar-mandir
belaka memeriksa-meriksa sambil memaksa untuk dipinjamkan celemek dan
topi koki untuk bergaya ketika difoto, mana berani mereka membantah,
meskipun aku tahu di dalam hati mereka berkata, "hm, biarinlah. Biarpun
parhuta-huta, apa boleh buat, dia tetap Papa kami."
*Parhuta-huta =plebeian, countrified, udik
*Parhuta-huta =plebeian, countrified, udik
03 August 2014
Roh Kudus dan Sop Kacang
Mewakili budaya Sumatera, ibadah tadi pagi memakai liturgi berbahasa
Nias. Ini merupakan minggu pertama dari bulan budaya yang akan
berlangsung sebulan penuh. Minggu depan, ibadah akan memakai liturgi
bernuansa Nusa Tenggara Timur.
Bersalaman di Gereja
Kemungkinan besar Salaman atau Bersalaman berakar dari Bahasa Yunani yang artinya damai atau yang serupa dengan kata Shalom (Ibrani) yang berarti sejahtera. Orang Indonesia mungkin menyerap kata dasar Salam dari Bahasa Arab, dengan menambah akhiran an menjadi Salaman yaitu kegiatan saling salam.
02 August 2014
Bulan Budaya
Mulai besok gereja kami akan memasuki bulan budaya. Selama sebulan
penuh, setiap hari Minggu ibadah akan diselenggarakan dengan
mengadaptasi berbagai budaya di Tanah Air. Bersamaan dengan itu, digelar
pula bazaar kuliner daerah yang hasil penjualannya dikontribusikan
kepada kas jemaat.
27 July 2014
Ibadah Personal dan Ibadah Komunal
Ibadah berasal dari kata abodah, yang berarti berbakti. Dalam bakti ini, setiap kita menyatakan bakti kepada Tuhan. Ini berarti ibadah adalah kegiatan yang kita lakukan untuk bakti/kepentingan Tuhan, bukan untuk kepentingan atau kepuasan diri sendiri.
Kue Tart di Konsistori
Tadi sejumlah anggota jemaat menyalamiku seusai ibadah di gereja.
Mereka mungkin membaca warta jemaat, dimana tertera nama-nama orang yang
berulang tahun hari ini, termasuk diriku.
20 July 2014
Himne, Gospel dan Chorus
Kapan menyanyikan himne, gospel dan chorus?
Nyanyian rohani bisa dibedakan berdasarkan bentuknya. Misalnya, ada yang berbentuk himne, gospel, chorus, global hymne dan lainnya. Mengenali bentuk-bentuk nyanyian ini penting. Sebab, dengan demikian kita dimudahkan dalam memilih nyanyian rohani dalam ibadah.
Berikut ini beberapa panduan tentang bentuk-bentuk nyanyian rohani.
1. Lagu-lagu himne. Karena syairnya yang mendalam, lagu-lagu himne dapat dijadikan bahan pengantar untuk merenungkan sebuah ajaran/doktrin tertentu. Latarbelakang penciptaan lagu-lagu himne juga dapat dipakai untuk bahan ilustrasi khotbah sekaligus untuk meningkatkan apresiasi/penghayatan jemaat terhadap himne.
2. Lagu-lagu gospel. Lagu jenis ini cocok untuk menghidupkan atau menyegarkan suasana ibadah karena sifatnya ringan. Bagian refrain lagu-lagu gospel bisa dinyanyikan berulang-ulang.
3. Lagu-lagu chorus. Lagu jenis ini dapat menciptakan suasana lebih emosional walau banyak yang bersyair dangkal. Karena hanya satu bait, dapat dinyanyikan berulang-ulang dengan berbagai variasi.
4. Lagu-lagu global hymn. Lagu-lagu ini unik karena berasal dari berbagai negara dan etnik. Oleh karena itu lagu-lagu jenis ini dapat juga dibawakan dengan alat musik tradisional. Lagu-lagu jenis ini dapat membuka wawasan jemaat dan memperkenalkan kekristenan yang berwajah global dan internasional.
Lagu-lagu global hymn dapat ditemui di NKB maupun di PKJ. Diantaranya, lagu Malaysia (NKB 29), Tiongkok (NKB 32b, 39, 161), Taiwan (KJ 43, NKB 192a, 25), Filipina (NKB 209), Moari (NKB 107), Myanmar (NKB 156), India (KJ 47), Argentina (NKB 190), Afrika Selatan (NKB 24), Korea (NKB 25), Rusia (KJ 53, 72), Indonesia (KJ 333, 260, 1, 244, 337, 415, NKB 214) dan sebagainya.
(Disajikan dalam Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 20 Juli 2014, dipetik dari makalah Pdt Juswantori Ichwan M Th yang berjudul “Lagu dan Musik dalam Pelayanan Kaum Muda,” yang disajikan pada Simposium Pelayanan Kaum Muda III, 26 Mei 2014.)
Nyanyian rohani bisa dibedakan berdasarkan bentuknya. Misalnya, ada yang berbentuk himne, gospel, chorus, global hymne dan lainnya. Mengenali bentuk-bentuk nyanyian ini penting. Sebab, dengan demikian kita dimudahkan dalam memilih nyanyian rohani dalam ibadah.
Berikut ini beberapa panduan tentang bentuk-bentuk nyanyian rohani.
1. Lagu-lagu himne. Karena syairnya yang mendalam, lagu-lagu himne dapat dijadikan bahan pengantar untuk merenungkan sebuah ajaran/doktrin tertentu. Latarbelakang penciptaan lagu-lagu himne juga dapat dipakai untuk bahan ilustrasi khotbah sekaligus untuk meningkatkan apresiasi/penghayatan jemaat terhadap himne.
2. Lagu-lagu gospel. Lagu jenis ini cocok untuk menghidupkan atau menyegarkan suasana ibadah karena sifatnya ringan. Bagian refrain lagu-lagu gospel bisa dinyanyikan berulang-ulang.
3. Lagu-lagu chorus. Lagu jenis ini dapat menciptakan suasana lebih emosional walau banyak yang bersyair dangkal. Karena hanya satu bait, dapat dinyanyikan berulang-ulang dengan berbagai variasi.
4. Lagu-lagu global hymn. Lagu-lagu ini unik karena berasal dari berbagai negara dan etnik. Oleh karena itu lagu-lagu jenis ini dapat juga dibawakan dengan alat musik tradisional. Lagu-lagu jenis ini dapat membuka wawasan jemaat dan memperkenalkan kekristenan yang berwajah global dan internasional.
Lagu-lagu global hymn dapat ditemui di NKB maupun di PKJ. Diantaranya, lagu Malaysia (NKB 29), Tiongkok (NKB 32b, 39, 161), Taiwan (KJ 43, NKB 192a, 25), Filipina (NKB 209), Moari (NKB 107), Myanmar (NKB 156), India (KJ 47), Argentina (NKB 190), Afrika Selatan (NKB 24), Korea (NKB 25), Rusia (KJ 53, 72), Indonesia (KJ 333, 260, 1, 244, 337, 415, NKB 214) dan sebagainya.
(Disajikan dalam Seri Pembinaan Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 20 Juli 2014, dipetik dari makalah Pdt Juswantori Ichwan M Th yang berjudul “Lagu dan Musik dalam Pelayanan Kaum Muda,” yang disajikan pada Simposium Pelayanan Kaum Muda III, 26 Mei 2014.)
13 July 2014
Nyanyian Rohani yang Sehat
Sedikitnya ada lima pertanyaan yang dapat kita ajukan untuk memilih nyanyian rohani yang sehat. Kita mengenal Nyanyian Gerejawi yang berarti nyanyian rohani yang telah disepakati oleh sebuah gereja untuk dipakai dalam ibadah. Namun di luar itu ada juga banyak nyanyian rohani Kristiani. Bagaimana menyeleksi nyanyian rohani yang sehat dan membangun iman?
12 July 2014
Utusan ke Sidang Majelis Klasis
Bertambah lagi satu kaus seragamku. Sejak kemarin pagi hingga tadi
siang, GKI Jateng Klasis Jakarta II mengadakan Persidangan Majelis
Klasis di Hotel Santika Premiere, Bintaro, Jakarta. Dipimpin oleh Pdt
Yerusa Maria, aku dan empat penatua lainnya, menjadi utusan gereja kami,
GKI Sarua Indah, ke persidangan ini. Dan, panitia membagikan kaus
seragam untuk kami pakai selama persidangan pada hari kedua.
10 July 2014
Salam Dua Jari
Ini adalah sepotong adegan yang diabadikan dalam foto ketika jemaat
kami GKI Sarua Indah mengadakan retreat selama 2 hari di kawasan Puncak
pada 26-27 Juni lalu. Yang sedang diabadikan dalam foto ini adalah kami
para pengerja sebagai anggota majelis jemaat.
06 July 2014
Perempuan Pendeta
Dengan Pdt Helen A. Setyoputri dari GKI Cinere |
29 June 2014
Warna-warni Liturgis
Tata-warna liturgis adalah penandaan warna-warna dominan yang ditampilkan selama kebaktian berlangsung. Pada kebaktian di GKI, warna-warni liturgis ditampilkan pada kain mimbar. Warna stola pendeta, busana pelayan liturgi dan hiasan-hiasan lainnya, dapat juga disesuaikan dengan warna-warna liturgis tersebut.
22 June 2014
Jemaat Mula-mula
Jemaat Kristen perdana merupakan kelompok kecil di tengah mayoritas Yahudi. Jemaat pertama Yerusalem bukan terdiri dari orang-orang berpengaruh, yang berstatus sosial tinggi. Terbanyak dari mereka adalah orang-orang sederhana dan miskin.
Sering mereka berasal dari tempat lain, tetapi dengan menerima agama Kristen, mereka harus meninggalkan tempat asal mereka dan tergabung sebagai jemaat di Yerusalem. Perpindahan ini sering berarti pula bahwa mereka mesti meninggalkan pegangan hidup mereka, rumah dan ladang mereka. Mereka dengan sulit menunjang hidup sendiri. Mereka jadi bergantung pada jemaat dan hanya dapat berharap pada kedermawanan anggota jemaat yang dilihat sebagai saudara.
Iman menghasilkan kasih dan kasih konkret menyata dalam kerelaan untuk saling membantu dalam kesusahan. Di sini kekuatan jemaat terletak dalam spontanitas Kristen yang masih kuat, kerelaan untuk membantu dan tidak dipaksakan oleh sistem atau idelologi (Kis 4:36).
Dalam Kis 16:15 dst diceritakan bahwa Lidia penjual kain ungu dari Tiatira menawarkan rumahnya sebagai tempat tumpangan dan tempat doa bagi Paulus dan rekan-rekannya. Juga Simon penyamak kulit memberikan tumpangan kepada Petrus (Kis 9:34).
Kedermawanan menampak dalam sikap rela menerima tamu. Semua masih sederhana, kelompoknya kecil, mereka saling mengenal dan saling membutuhkan. Cara Kristiani sejati untuk mengatasi kesenjangan itu ialah bukan dengan ‘membagi’ melainkan dengan ‘berbagi,’ dengan menunjukkan sikap solider, setia kawan satu dengan yang lain.
Dalam pidato perpisahan Paulus dengan para penatua di Miletus, ia mendorong dan mengajak mereka untuk membantu mereka yang berkekurangan dengan kerja keras dan tangan sendiri. Paulus menekankan pula kerja keras dengan tangan sendiri. Solidaritas tak boleh mengaburkan kerja keras setiap orang. Tidak menjadi beban dengan kebersamaan dalam jemaat. Tetapi dengan itu pula orang bisa membantu orang lain.
(Disajikan sebagai Seri Pembinaan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 22 Juni 2014. Dikutip dari “Bercermin tentang Gerakan Sister Church dari Jemaat Pertama,” esai Pdt Samuel Adi Perdana, Sekum BPMSW Sinode GKI Jateng, pada Majalah Mitra GK, edisi Juli-Desember 2013, hal 36-37).
Sering mereka berasal dari tempat lain, tetapi dengan menerima agama Kristen, mereka harus meninggalkan tempat asal mereka dan tergabung sebagai jemaat di Yerusalem. Perpindahan ini sering berarti pula bahwa mereka mesti meninggalkan pegangan hidup mereka, rumah dan ladang mereka. Mereka dengan sulit menunjang hidup sendiri. Mereka jadi bergantung pada jemaat dan hanya dapat berharap pada kedermawanan anggota jemaat yang dilihat sebagai saudara.
Iman menghasilkan kasih dan kasih konkret menyata dalam kerelaan untuk saling membantu dalam kesusahan. Di sini kekuatan jemaat terletak dalam spontanitas Kristen yang masih kuat, kerelaan untuk membantu dan tidak dipaksakan oleh sistem atau idelologi (Kis 4:36).
Dalam Kis 16:15 dst diceritakan bahwa Lidia penjual kain ungu dari Tiatira menawarkan rumahnya sebagai tempat tumpangan dan tempat doa bagi Paulus dan rekan-rekannya. Juga Simon penyamak kulit memberikan tumpangan kepada Petrus (Kis 9:34).
Kedermawanan menampak dalam sikap rela menerima tamu. Semua masih sederhana, kelompoknya kecil, mereka saling mengenal dan saling membutuhkan. Cara Kristiani sejati untuk mengatasi kesenjangan itu ialah bukan dengan ‘membagi’ melainkan dengan ‘berbagi,’ dengan menunjukkan sikap solider, setia kawan satu dengan yang lain.
Dalam pidato perpisahan Paulus dengan para penatua di Miletus, ia mendorong dan mengajak mereka untuk membantu mereka yang berkekurangan dengan kerja keras dan tangan sendiri. Paulus menekankan pula kerja keras dengan tangan sendiri. Solidaritas tak boleh mengaburkan kerja keras setiap orang. Tidak menjadi beban dengan kebersamaan dalam jemaat. Tetapi dengan itu pula orang bisa membantu orang lain.
(Disajikan sebagai Seri Pembinaan pada Warta Jemaat GKI Sarua Indah, 22 Juni 2014. Dikutip dari “Bercermin tentang Gerakan Sister Church dari Jemaat Pertama,” esai Pdt Samuel Adi Perdana, Sekum BPMSW Sinode GKI Jateng, pada Majalah Mitra GK, edisi Juli-Desember 2013, hal 36-37).
15 June 2014
Berjumpa Tuhan melalui Liturgi
08 June 2014
Pelawat yang Baik
Banyak cerita kesaksian tentang peristiwa pertobatan yang dimulai melalui pelawatan, teguran atau perhatian orang lain. Itu tidak mengherankan karena pada kenyataannya banyak orang bahkan semua kita, membutuhkan kasih Tuhan. Oleh karena itu pelayanan pelawatan sangat penting dan mulia.
01 June 2014
Dipanggil menjadi Prokantor
Tradisi prokantor sudah ada sejak zaman Daud. Mereka disebut Menatseakh yang berarti ‘pengangkat nyanyian, pemimpin biduan.’
31 May 2014
Percakapan Gerejawi Katekisan
sepanjang
pagi dan siang tadi, untuk pertama kalinya aku turut dalam tim yang
melakukan percakapan gerejawi dengan empat katekisan (calon anggota
sidi) di gereja kami gki sarua indah. selama dua tahun mereka telah
dibimbing oleh pdt yerusa agustina maria (pada foto, beliau duduk di
tengah diapit oleh keempat katekisan).
27 May 2014
25 May 2014
Mengapa Mazmur Dinyanyikan?
Mazmur adalah kitab
nyanyian paling oikumenis, sudah dipakai sejak zaman Perjanjian Lama. Mazmur
(dari Bahasa Ibrani:Mizmor) berarti nyanyian dengan iringan instrumental. Judul
aslinya Tehillim yang berarti puji-pujian. Dalam Alkitab Bahasa Yunani dipakai judul
Psalmoi, yang berarti kumpulan nyanyian yang diiringi rebab. Mazmur adalah
puisi religius yang digubah untuk dinyanyikan.
04 May 2014
Tempat Favorit
berfoto
bersama pnt emanuel marino, seusai ibadah pagi tadi. sengaja tempatnya
di dekat termos kopi dan teh yang legendaris, tempat favoritku sejak
dulu. sambil menikmati hangatnya minuman itu, kami ngobrol-ngobrol
sejenak, sebelum bergabung ke konsistori bersama penatua lainnya
menghitung kolekte, melepas name tag, dll
03 May 2014
Pendeta Rajawali
tidak
biasanya istriku yang superchef itu segera mengatakan ya apabila
kumintai tolong memotretku berfoto dengan seorang selebriti atau
seseorang yang dapat dianggap selebriti. biasanya ia menolak karena
menganggap hobi semacam itu kampungan bagi orang seumurku. dia akan
segera menjauh manakala dia mulai melihat aku mendekat-dekat kepada
seseorang yang akan kuajak berfoto bersama itu.
27 April 2014
23 April 2014
20 April 2014
The Great Gift of Easter
foto ini diambil tadi pagi sekitar pukul 07:30, seusai ibadah paskah
yang dimulai pukul 05:30. jas bukanlah 'busana kerja' rutin bagi penatua.
ia dikenakan hanya pada hari raya gerejawi seperti pada hari raya paskah
hari ini.
08 April 2014
Mertua vs Menantu
Foto:dianasymons.com |
tadi sore aku bertugas menjadi majelis pendamping, mengawal pdt yerusa maria yang memimpin acara pa. pembawa acara adalah ibu leny hutapea, perempuan perkasa yang sehari-hari bersama suaminya mengelola jasa tambal ban di dekat gerbang kompleks tempat gereja kami berada.
30 March 2014
Doa Seorang Kolektan
tiga minggu berturut-turut aku bertugas menjadi satu dari empat
petugas yang mengedarkan kantong kolekte. seharusnya semakin terbiasa.
namun, ternyata tidak.
29 March 2014
Pengelola Harta Milik Tuhan
26 February 2014
Duka Pendeta dan Penatua
Tak terbendung lagi tangis ibu itu ketika melihat koper yang dibawanya sudah rusak dan tak berbentuk. Kedatangannya ke kota T di Tapanuli ini ialah untuk bersinode. Ia penatua di gereja dan menjadi salah satu utusan.
23 February 2014
Dasi Warisan
berfoto tadi pagi, seusai bertugas sebagai majelis pendamping bagi pdt benget tambunan dari gki
ampera yang melayankan ibadah di gereja kami, dan seusai ibadah aku mendampingi beliau bersalam-salaman dengan
anggota jemaat.
22 February 2014
Sama Memukaunya
Berfoto bersama Pdt. Joas Adiprasetya seusai ia berbicara dalam
pembekalan penatua (lanjutan) BPMK GKI Klasis II Jakarta di GKI
Pd.Indah. Ini yang kedua kalinya mendengar dia bicara. Pertama kali,
beberapa tahun lalu dari jarak 50 meter ketika ia berkhotbah pada perayaan
paskah GKI Kwitang di Gedung BPPT Jakarta. Kalau tadi, dari jarak 5
meter. Lebih dekat dan lebih lama, dan sama memukaunya.
18 February 2014
Pulang dari Rumah Duka
tadi malam kami mendapat kabar bahwa suami dari simpatisan gereja
kami meninggal. ibu yang ditinggalkan itu aktif menjadi anggota paduan
suara. walaupun keluarga berlatarbelakang tradisi batak ini masih
terdaftar di gereja lama yang letaknya jauh di jakarta, si ibu merupakan
pengunjung tetap beribadah di gereja kami. dari foto-foto yang
bergantung di ruang tamu, aku melihat putra-putri yang ditinggalkan sang
bapak sudah besar-besar, satu diantaranya sudah menikah dan memberi cucu.
15 February 2014
Pengkhotbah Remaja
sejak kemarin hingga tadi siang, tim kami dari gki sarua indah berada
di 3 g resort, gadog, puncak jawa barat. kami berempat mengikuti
lokakarya pengkhotbah awam (non teologia) remaja yang diselenggarakan
gki klasis jakarta ii. ada 10 jemaat gki yang mengirimkan utusan dalam
lokakarya ini.
02 February 2014
Penabuh Lonceng Gereja
tadi pagi dalam ibadah kami di gki sarua indah, aku bertugas sebagai
pembaca warta. yang menjadi tanggung jawabku, diantaranya adalah
membacakan warta, menyalakan lilin dan membuka alkitab yang berada di
altar dan........membunyikan lonceng. ya, membunyikan lonceng gereja.
31 January 2014
Menerima dengan Iman
di ujung telepon, bapak dengan suara mantap melenyapkan keraguanku.
"kalau kau sudah diminta, terimalah dengan iman. tidak baik menolak
panggilan tuhan," kata dia.
30 January 2014
Penatua: Penat dan Tua
setelah diteguhkan pada hari minggu kemarin, kami para penatua baru
tak boleh pulang seusai ibadah. persidangan majelis jemaat (pmj) sudah
dijadwalkan pada hari itu, sebagaimana lazimnya setiap hari minggu
keempat setiap bulan di gki sarua indah. maka kami pun turut
bergabung,sebagai new kids on the block, duduk mengelilingi meja persegi
di ruang sekretariat.
pada saat rapat, ibu pendeta membagikan kepada kami, masing-masing sebuah buku bersampul kuning, dengan judul, "catatan seorang penatua, penatua bukan penat dan tua.' buku ini merupakan catatan ringan dari wrini harlindi, perempuan kelahiran tahun 1970 tentang pengalamannya sebagai penatua di gkj bekasi timur.
pada saat rapat, ibu pendeta membagikan kepada kami, masing-masing sebuah buku bersampul kuning, dengan judul, "catatan seorang penatua, penatua bukan penat dan tua.' buku ini merupakan catatan ringan dari wrini harlindi, perempuan kelahiran tahun 1970 tentang pengalamannya sebagai penatua di gkj bekasi timur.
29 January 2014
Tradisi Berkata-kata
'mandok hata' dalam bahasa batak toba artinya menyampaikan sesuatu
melalui kata-kata, entah itu sebagai ucapan terimakasih, sambutan,
nasihat dan sejenisnya. mandok hata sudah menjadi tradisi dalam hajatan
keluarga, sebesar atau sekecil apa pun hajatan itu. semua kerabat
diundang untuk 'mandok hata.'
Subscribe to:
Posts (Atom)